Tujuh Dosen Widyatama Lulus Seleksi Dosen Pendamping MSIB Kemendikbudristek RI 2022

- 20 Mei 2022, 15:02 WIB
Plt Rektor Universitas Widyatama Prof. Dadang Suganda (duduk kanan) bersama ketujuh  dosen yang lukus seleksi Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Kemendikbudristek RI 2022./Renaldi UTama
Plt Rektor Universitas Widyatama Prof. Dadang Suganda (duduk kanan) bersama ketujuh dosen yang lukus seleksi Dosen Pendamping Lapangan (DPL) Kemendikbudristek RI 2022./Renaldi UTama /

SABACIREBON - Sebanyak tujuh orang dosen Universitas Widyatama dinyatakan lulus penyaringan atau seleksi sebagai Dosen Pendamping Lapangan (DPL) – Magang dan Study Independen Bersetrtifikat (MSIB) Kemendikbudristek RI 2022 yang diikuti 3.000 peserta seluruh Indonesia.

Mereka dinyatakan lulus bersaing dengan ribuan dosen  peserta seleksi yang berasal dari 4.000 perguruan tinggi seluruh Indonesia.  Widyatama sendiri pada seleksi itu menyertakan 19 orang dosen.

Ketujuh orang  dosen yang dinyatakan lulus seleksi itu ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nomor 56/E/KPT/2022, terdiri dari:

1. Rendiyatna Ferdian, S.T., M.T.

2. Siti Komariah, S.E., M.M.

3. Ayuningtyas Yuli Hapsari, S.IP., M.M.

4. Dr. Apriwandi, S.E., M.Sc., Ak., CA.

5. Murnawan, S.T., M.T.

6. Rosalin Samihardjo, S.T., M.Kom.

7. Vincentia Wahju Widajatun, S.E., M.M.

Baca Juga: Hasil Survei SMRC; Kepuasan Terhadap Kinerja Presiden Jokowi Meningkat

Ketika mengadakan pertemuan dengan ketujuh dosen tersebut di Kampus Universitas Widyatama Kamis 19 Mei 2022,  Plt Rektor  Widyatama Prof. Dr. Dadang Suganda merngatakan, para dosen yang lolos seleksi ini  telah membawa nama baik Lembaga, bukan nama pribadi, karena eksistensi Lembaga ada pada dosen.

Menurut Prof. Dadang hal itu sama dengan kualitas lembaga yang berada pada alumni bukan pada dosen saja. Oleh sebab itu dosen harus mampu mentrasfer ilmu kepada mahasiswa dan memiliki kapasitas, kapabilitas serta uji prestasi pada perguruan tinggi.

"Dosen kita memiliki penghargaan dari lembaga Dikti. Ini suatu prestasi yang luar biasa dalam konteks pengakuan rekognisi dari pemerintah," kata Rektor.

Pada kesempatan itu prof. Dadang yang juga guru besar Unpad Bandung, memberikan pesan moral berkaitan dengan tupoksi pada saat para dosen terpilih membimbing mahasiswa di lapangan.

Baca Juga: PMK Mendorong Bangkit Rustia Menerapkan Protokol Kesehatan Sapi, tidak Ubahnya Protokol Kesehatan Covid-19

Menurutnya, hakekat pendidikan itu adalah pergaulan. "Dalam pergaulan ada mitra non formal, ada guru non formal. Nanti teman-teman akan bergaul dengan mitra kita, misalnya di Toyota, di Bank Mandiri, dengan mahasiswa dan mitra-mitra internal perusahaan. Semuanya akan memberikan pembelajaran baik hardskill maupun softskill, yang sifatnya transagonal," katanya.

Lebih lanjut dikatakan, "lmu yang didapatkan dari pergaulan tersebut itulah hakekat pendidikan melalui pergaulan. Kita akan buktikan hasil survey dari lembaga pengabdian kepada masyarakat UI bahwa sebanyak 64% alumni UI bekerja tidak linier dengan kompetensi  disiplin ilmunya sesuai prodinya ketika dia masuk UI.

Dulu secara de fakto, menurut Plt Rektor Widyatama, dosen itu bertugas sebagai pengajar, pembimbing, pelatih, penilai. Itu budaya teknis masa lalu, dan selalu berpedoman kepada apa yang telah ditentukan oleh pemerintah.

Baca Juga: Cacar Monyet Endemi Afrika, Sudah Menyebar ke Eropa, Inggris Menawarkan vaksin

Sekarang di era kemerdekaan dosen ada istilah dosen penggerak yaitu  disamping keempat fungsi tersebut, harus bisa menginspirasi, harus bisa menggali potensi, harus mengarahkan dan menjadi contoh serta harus memberikan semangat, kepada mahasiswa.

Jadi kemampuan dosen tidak hanya dibatasi oleh konteks hardskill yang dimiliki tetapi softskillnya bagaimana mampu menggerakkan mahasiswa, bagaimana menginspirasi mahasiswa, bagaimana menggali potensi mahasiswa, dan bagaimana mengarahkan mahasiswa agar mereka bisa hidup.

"Kita jangan dikurung oleh budaya teknis masa lalu yang selalu berpedoman pada petunjuk, arahan pimpinan. Kata-kata bijak mengatakan bahwa jika kita ingin menciptakan hal yang luar biasa, maka berhentilah meminta petunjuk," katanya, dengan menambahkan:"Kata ahli dari Amerika hidup itu jangan monoton, karena apa ? karena jika kita hidup monoton, kita tidak mendapatkan inspirasi-inspirasi sebagaimana perubahan yang bisa bermanfaat dan kontributif bagi kemajuan."

Baca Juga: Zelenskyy : Wilayah Industri Donbas Dihancurkan Rusia sampai Rata

Berkaitan dengan wabah penyakit covid 19, hal ini menunjukan ada disrupsi, maka kemungkinan-kemungkinan harus menjadi bagian yang sangat terinternalisasi didalam diri masing untuk mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang terjadi.

Prof. Dadang mengingatkan kembali, pendidikan adalah pergaulan, bukan sekolah, bukan perguruan tinggi. Itu hanya menjadi unsur-unsur pergaulan yang disetting dengan norma-norma terstruktur yang sudah dibuat.

Hidup adalah tujuh puluh persen hasil dari pembelajaran sendiri." Jadi Dosen saat ini bukan lagi menjadi pendikte dan mendoktrin, tapi menghargai kelebihan kekurangan mahasiswa itu sendiri. Sebab setiap manusia  memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Itu dalam konsep kurikulum merdeka pada SMA saat ini apalagi kepada mahasiswa di perguruan tinggi," demikian Plt Rektor Universitas Widyatama ***

Editor: Otang Fharyana


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x