Diminta untuk Lakukan Penundaan atau Pembatalan, Anggota IOC Sebut Olimpiade Tokyo akan Tetap Digelar

- 21 Mei 2021, 19:30 WIB
Anggota IOC menyebuttkan bahwa Olimpiade Tokyo akan tetap digelar dengan protokol kesehatan, meskipun diminta untuk ditunda atau dibatalkan.
Anggota IOC menyebuttkan bahwa Olimpiade Tokyo akan tetap digelar dengan protokol kesehatan, meskipun diminta untuk ditunda atau dibatalkan. /Instagram/@tokyo2020

PR CIREBON – Anggota terlama Komite Olimpiade Internasional (IOC), Richard Pound, meyakinkan pada Kamis, 20 Mei 2021 waktu setempat bahwa Olimpiade Tokyo akan tetap digelar.

Menurutnya, para pejabat IOC berkumpul dengan penyelenggara lokal di Jepang untuk pembicaraan online terkait Olimpiade Tokyo.

Olimpiade Tokyo sendiri telah diundur satu tahun dari jadwal yang seharusnya, yakni pada Juli 2020 lalu karena pandemi Covid-19.

Baca Juga: Hasil Jejak Pendapat Sebut Hampir 70 Persen Perusahaan Jepang Ingin Olimpiade Tokyo Ditunda atau Dibatalkan

Sementara itu, sebagian besar publik Jepang menentang gelaran acara besar tersebut, dengan survei yang menunjukkan bahwa mayoritas di negara itu menginginkan Olimpiade ditunda lebih lanjut atau benar-benar dibatalkan.

"Berdasarkan semua yang kita ketahui hari ini, pertemuan ini berhasil," kata Pound, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

"Jika negara tuan rumah (Jepang) tidak ingin menjadi tuan rumah, maka mereka tidak akan," katanya.

Baca Juga: Drakor Mendatang Nevertheless Rilis Poster yang Menampilkan Chemistry Song Kang dan Han So Hee

Penyelenggara telah menguraikan tindakan pencegahan virus ekstensif untuk menjaga keamanan Olimpiade, termasuk melarang penonton dari luar negeri untuk pertama kalinya.

Tetapi, saat Jepang berjuang melawan gelombang keempat infeksi Covid-19, asosiasi dokter telah memperingatkan bahwa sistem perawatan kesehatan sudah berlebihan dan bahwa Olimpiade dapat menambah tekanan mereka.

Pada gelaran tersebut, para atlet akan diuji Covid-19 di bandara Tokyo saat kedatangan dan kemudian diisolasi secara efektif di desa Olimpiade.

Baca Juga: Komite Intelijen AS Sebut Miliki Bukti Tidak Langsung Kebocoran Virus Corona di Laboratorium Wuhan

Usai bertanding, mereka akan diminta segera meninggalkan negara itu.

“Tetap akan ada kompetisi Olimpiade dan para atlet dari 206 negara diharapkan berpartisipasi,” jelas Pound.

Pound, mantan juara renang Kanada yang kemudian menjadi presiden pertama Badan Anti-Doping Dunia, mengakui penolakan Jepang terhadap Olimpiade, tetapi kecil kemungkinannya untuk pembatalan.

Baca Juga: Lady Gaga Pernah Dipaksa Telanjang oleh Produser saat Usia 19 Tahun hingga Kariernya Diancam akan Dihancurkan

Olimpiade Tokyo tahun ini menurutnya memiliki kesamaan dengan Olimpiade 1984 di Los Angeles di mana ada kekhawatiran tentang berapa banyak atlet Olimpiade yang akan mati karena kabut asap, dan wabah virus Zika sebelum Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro.

"Saat itu yang terjadi adalah musim yang salah dan daerah yang salah (untuk Zika), tapi orang masih mengira Zika akan memusnahkan massa dan atlet," katanya.

Namun pada akhirnya, tidak ada pengunjung asing di Olimpiade Rio yang terjangkit virus tersebut.

Baca Juga: Polri Berkomitmen Akan Menangkap Pengguna Media Sosial yang Melakukan Penghinaan Kepada Palestina

"Saat ini, pertanyaan besarnya adalah apakah akan ada penonton dan, jika demikian, berapa persen dari venue yang akan tersedia," tambah Pound.

Dia mengatakan bahwa IOC telah setuju, selain melarang penonton asing, untuk mengurangi separuh jumlah orang yang memasuki Jepang dari luar negeri.

Jika Olimpiade dibatalkan pada menit terakhir, Pound berkata  akan ada kekecewaan besar di pihak para atlet dan di seluruh dunia.

Baca Juga: Daftar Zodiak yang Miliki Rasa Empati Terbesar, Pisces Duduki Peringkat Pertama!

Selain itu, kerugian finansial akibat pembatalan juga akan menjadi signifikan, terutama bagi IOC, sponsor dan tuan rumah.

Olimpiade hanya dibatalkan tiga kali, karena Perang Dunia I pada tahun 1916, dan karena Perang Dunia II pada tahun 1940 dan 1946.

Pandemi virus Corona, lanjut Pound, merupakan ancaman eksistensial terbesar sejak flu Spanyol dari 1918 hingga 1920, tetapi dia menambahkan bahwa vaksin telah tersedia.

Baca Juga: Lirik Lagu Butter - BTS, Lengkap dengan Terjemahan Bahasa Indonesia

“Dan kami tahu bagaimana mencegah penularannya dengan masker, pembatasan jarak sosial, dan semua hal semacam itu,” pungkasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah