IOC Sebut Seruan Pembatalan Olimpiade Tokyo Bermuatan Politik: Mungkin Jadi Alat untuk Pemilihan

27 Mei 2021, 10:45 WIB
Wakil ketua IOC menyebut bahwa beberapa seruan untuk membatalkan Olimpiade Tokyo bermuatan politik dan menjadi alat untuk pemilihan. /REUTERS/Kim Kyung-Hoon

PR CIREBON – Dalam beberapa bulan terakhir jelang Olimpiade Tokyo, seruan pembatalan oleh banyak pihak, termasuk mitra resmi karena pandemi Covid-19 yang belum usai, semakin meningkat.

Menurut wakil ketua dari Komite Olimpiade Internasional (IOC), Dick Pound, beberapa tuduhan yang dilontarkan pada gelaran Olimpiade Tokyo 2020 tersebut merupakan sikap politik.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters, ia menekankan bahwa gelaran Olimpiade Tokyo tersebut harus tetap dilakukan pada Juli mendatang.

Baca Juga: Kendall Jenner Ceritakan Tentang 'Anxiety' yang Dideritanya, Sebut Dirinya Gugup Saat Begini

“Satu-satunya tanda tanya adalah masalah penonton di lokasi, tapi itu semacam detail operasional dan tidak penting untuk keseluruhan konsep gelaran,” kata Pound.

Sebelumnya, surat kabar Jepang Asahi Shimbun yang merupakan mitra resmi Olimpiade Tokyo, menyerukan agar acara itu dibatalkan dalam kolom editorial mereka.

Surat kabar itu, yang sering mengkritik Partai Demokrat Liberal yang berkuasa di bawah pimpinan Perdana Menteri Yoshihide Suga, kemudian mengatakan pihaknya tetap berkomitmen untuk menjadi mitra tetapi divisi editorialnya memiliki misi independen.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Harian, 27 Mei 2021, Capricorn Siapkan Panggung Cintamu, Aquarius Sulit Dilupakan

Asosiasi dokter juga telah memprotes gelaran Olimpiade, investor telah mengungkit manfaat dari pembatalan Olimpiade, dan pengusaha maverick seperti Masayoshi Son telah menyerukan agar acara itu dibatalkan.

"Beberapa di antara seruan itu menjadi sikap politik. Kapan pemilihannya? Oktober, November tahun ini. Jadi beberapa di antaranya mungkin menjadi alat untuk pemilihan," ujar Pound.

Survei juga menunjukkan mayoritas masyarakat Jepang menentang penyelenggaraan Olimpiade musim panas ini.

Baca Juga: 5 Tips Mengolah Telur Agar Nutrisinya Tetap Terjaga Setelah Dimasak

Mereka mengungkit kekhawatiran dengan puluhan ribu atlet dan staf yang datang ke Jepang, di mana vaksinasi berjalan lambat.

Pound mengatakan dia terkejut dengan lambatnya peluncuran vaksinasi, dan juga bingung dengan keadaan darurat.

"Orang Jepang ketika melakukan sesuatu, biasanya mereka sangat terorganisir, sangat efisien dan sangat efektif dalam memberikannya dan vaksin ini untuk beberapa alasan atau lainnya jadi lambat, dan saya tidak tahu apa kesalahannya," ungkap Pound.

Baca Juga: Prediksi Shio 27 Mei 2021: Peruntungan Shio Monyet, Ayam Jago, Anjing, dan Babi, Waktunya Hirup Udara Segar

Lebih dari 5 persen orang Jepang telah menerima vaksinasi, dan telah mencatat sekitar 719.000 infeksi dan 12.394 kematian. Komite Olimpiade Jepang diharapkan mulai menyuntik vaksin pada delegasi mereka mulai 1 Juni.

"Hal yang membingungkan saya juga keadaan darurat yang telah mereka nyatakan. Katanya darurat tapi semua restoran dan bar di Ginza masih buka," tambah Pound.

Pound juga mengungkit kejadian pada Olimpiade sebelumnya yang ditakuti masyarakat. Di Los Angeles pada tahun 1984, misalnya, ada berbagai macam spekulasi tentang jumlah atlet Olimpiade yang akan meninggal akibat kabut asap.

Baca Juga: Prediksi Shio Harian, Kamis 27 Mei 2021: Peruntungan Shio Tikus, Kerbau, Macan, dan Kelinci, Mendapati Rintang

"Di Rio itu Zika, meskipun itu bukan musim dan bukan tempat terjadinya virus Zika, semua orang khawatir,” kata Pound.

Dalam dua Olimpiade tersebut, tidak ada satu pun atlet atau staf Olimpiade yang meninggal selama gelaran.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: REUTERS

Tags

Terkini

Terpopuler