Wajib Tahu, Ini Tiga Manfaat Pandemi Corona Bagi Ekosistem Laut di Indonesia

- 22 November 2020, 12:12 WIB
Ilustrasi Lautan Indonesia
Ilustrasi Lautan Indonesia /Jufri Derwotubun/Pixabay/


PR CIREBON - Pandemi virus corona membawa dampak besar bagi kehidupan manusia, tak terkecuali bagi kehidupan bawah laut, khususnya di Indonesia.

Dengan minimnya aktivitas manusia karena pembatasan fisik akibat pandemi virus corona, nampaknya memberikan kesempatan lingkungan untuk memulihkan diri.

Dengan berkurangnya pergerakan manusia, secara tidak langsung sudah mengurangi aktivitas yang menyebabkan polusi dan merusak ekosistem alam.

Baca Juga: Bicara Langkah TNI Baru-baru Ini, Refly Harun Sebut Jangan Sampai TNI Masuk Lagi di Wilayah Politik

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Conversation, Noir Primadona Purba selaku dosen dan peneliti di bidang kelautan Universitas Padjadjaran, menemukan beberapa perubahan kondisi laut Indonesia selama pandemi.

1) Aktivitas Spesies Laut yang Lebih Luas

Menurut Noir, berkurangnya aktivitas manusia membuat beberapa spesies muncul di tempat yang bukan merupakan habitatnya.

Meski masih perlu penelitian lebih lanjut, kata Noir, sudah ada laporan kemunculan spesies laut ke daerah-daerah yang sebelumnya padat oleh kegiatan manusia.

Baca Juga: Luncurkan Wisata Religi Masjid Kuno, Wakil Walikota: Ini Tak Ada di Daerah Lain

"Contohnya, kemunculan paus pembunuh atau Orca (Orcinus Orca) di Anambas, Kepulauan Riau. Kehadiran mereka sebelumnya sangat jarang di daerah tersebut," tulis Noir dalam The Conversation.

Selain itu, Michelle Fournet selaku peneliti dari Cornell University menyatakan bahwa telah terjadi aktivitas paus yang mulai menjelajahi daerah yang sebelumnya padat oleh kegiatan pelayaran dan aktivitas di laut selama pandemi.

2) Pengasaman Laut Melambat

Beberapa laporan mengindikasikan bahwa telah terjadu penurunan emisi karbon dioksida di atmosfer yang bermanfaat dalam memperlambat proses pengasaman laut.

Baca Juga: Kemendikbud Izinkan Belajar Tatap Muka, Berikut 6 Syarat yang Harus Dipenuhi Pihak Sekolah

Noir menuliskan, tingkat keasaman laut merupakan penyebabkan kematian pada terubu karang di laut.

"Ini akan meningkatkan tingkat keasaman laut dan menyebabkan pemutihan pada terumbu karang yang berujung kepada kematian karang dan spesies laut yang menjadikan terumbu karang rumah mereka," tulisnya.

"Walaupun pertumbuhan karang tidak sampai 1 cm per tahun, pengurangan aktivitas turis diharapkan dapat mengurangi kerusakan karang dan memberi harapan untuk karang dapat tumbuh kembali," imbuhnya.

Baca Juga: Terlihat Sepele, Menentukan Posisi Tidur Ternyata Dapat Memberikan Manfaat yang Berbeda

3. Laut yang Memulihkan Diri

Meski peneletian terhadap kesehatan laut sangat sulit di masa pandemi, namun ada sedikit gambaran bahwa ketidakhadiran manusia memberikan sedikit waktu bagi laut untuk menyembuhkan diri.

"Ini karena laut memiliki mekanisme sendiri untuk memulihkan diri jika kita tahu apa yang menjadi penyebab stres pada ekosistem tersebut," tulis Noir.

Noir juga mendorong pemerintah agar mempersiapkan cara berpikir manusia terhadap kesehatan laut. Misalnya dengan edukasi wisatawan untuk tidak membuang sampah ke laut dan perbaiki cara snorkling atau menyelam yang baik.

Baca Juga: Tercatat 200 Pelaku Usaha Kopi di Pontianak Langgar Prokes, Disanksi Tegas Dengan Bayar Denda

"Selanjutnya, pemerintah seharusnya bisa mendorong sektor pariwisata laut untuk mempraktikkan gaya hidup yang rendah karbon, seperti menggunakan sepeda, angkutan massal, menanam tumbuhan, dan mengurangi konsumsi dengan wadah yang tidak bisa dipakai ulang," tulisnya.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: theconversation.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x