Marak Islam Radikal yang Semakin Meluas, Wapres: Cara Berpikir Sempit Lahirkan Pola Pikir Radikal

- 17 November 2020, 13:27 WIB
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin: Wapres Ma'ruf Amin meminta umat islam jangan berpikir sempit karena hal tersebut bisa melahirkan pola pikir radikal.
Wakil Presiden Republik Indonesia Ma'ruf Amin: Wapres Ma'ruf Amin meminta umat islam jangan berpikir sempit karena hal tersebut bisa melahirkan pola pikir radikal. /twitter.com/@Kiyai_MarufAmin

PR CIREBON - Beredar kabar bahwa Islam radikal yang menjadi sebuah faham suatu ajaraan menyebar di Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin meminta umat Islam khushnya di Indonesia untuk tidak ikut dalam arus berpikir yang sempit karena menurutnya cara berpikir ini hanya akan menimbulkan sifat intoleran, melahirkan paham radikal, hingga membenarkan kekerasan dalam penyelesaian masalah.

"Saya tidak ingin umat islam ikut dalam arus berpikiran sempit, seperti sebagaimana fenomena yang muncul belakangan ini. Cara berpikir sempit itu melahirkan pola pikir radikal, yang menjustifikasi kekerasan dalam menyelesaikan masalah,” kata Wapres dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA News.

Baca Juga: Benarkah Kenakan Masker Dalam Waktu Lama Sebabkan Kulit Berjerawat, Simak Berikut Penjelasannya

Pernyataan itu disampaikan saat Ma’ruf Amin saat mengisi pidato kunci pada web seminar dengan tema Peran Umat Islam Indonesia dalam Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul Menuju Indonesia Emas 2045, Senin, 16 November 2020.

Selain itu, Wapres mengatakan pemahaman umat Muslim terhadap ajaran agama islam tidak seharusnya tekstual tanpa mempertimbangkan perkembangan ilmu pengetahuan untuk kehidupan yang lebih baik.

Ma’ruf juga menjelaskan bahwa wahyu pertama yang diturunkan Nabi Muhammad adalah iqra, yang mengandung makna tidak sekadar membaca.

Baca Juga: Demi Diterimanya Ciptaker, Pemerintah Siapkan Konsultasi Publik Turunan UU Cipta Kerja

"Karena ilmu pengetahuan yang membawa kehidupan menjadi lebih baik. Membaca, memahami, dan kemudian pada gilirannya menjalankan ilmu dan pengetahuan yang dipelajari adalah merupakan makna utama dari wahyu tersebut,” tuturnya.

Kemudian, lanjutnya, apabila seluruh umat Islam berpegang pada makna tersebut, maka pengembangan kualitas SDM untuk menuju Indonesia Emas di tahun 2024 akan dapat tercapai.

“Masalah utama dalam peran umat Islam untuk pengembangan SDM justru adalah bagaimana umat Islam mampu mengatasi hambatan yang dihadapi, antara lain soal cara berpikir sempit dan tidak terbuka terhadap perkembangan,” ucapnya.

Baca Juga: Sebut Pemanggilan Anies Baswedan oleh Polisi Tak Wajar, Fadli Zon: Menabrak Tatanan

Menurut Ma’ruf Amin, umat Islam juga harus adaptif, mampu menangkap peluang serta memiliki kemampuan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi.

Lebih lanjut, ia memandang bahwa kemajuan bangsa Indonesia sangat tergantung pada peran dan kualitas umat islam, karena sebagian besar penduduk di Indonesia merupakan muslim.

“Dengan jumlah penduduk muslim yang hampir mencapai 90 persen dari total populasi Indonesia, maju mundurnya bangsa dan negara ini akan sangat tergantung pada peran umat islam,” ujar Ma’ruf Amin.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x