Duka Masamba Meski Banjir Bandang Sudah 4 Bulan Berlalu, Banyak Korban Alami Ketakutan dalam Tidur

- 15 November 2020, 13:07 WIB
Banjir Bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. (BPBD Kab. Luwu Utara/ Pikiran Rakyat) /BPBD Kabupaten Luwu Utara/BNPB
Banjir Bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Provinsi Sulawesi Selatan. (BPBD Kab. Luwu Utara/ Pikiran Rakyat) /BPBD Kabupaten Luwu Utara/BNPB /
PR CIREBON - Empat bulan sudah bencana banjir bandang di Masamba, Sulawesi Selatan berlalu. 
 
Namun, tragedi tersebut yang menewaskan puluhan jiwa itu masih membekas di hati para korban pengungsian. 
 
Pasalnya di kawasan tersebut, Kemen PPPA bersama Himpunan Psikologi Indonesia (HIMPSI) telah menyediakan layanan konseling psikososial agar dapat membantu pemulihan korban perempuan dan remaja dari trauma pasca bencana yang terjadi pada Masamba Sulawesi Selatan. 
 
 
Dari hasil penilaian yang telah di dapat HIMPSI menunjukkan, selama 4 bulan pasca bencana, masih banyak korban kategori remaja yang mengalami susah tidur. 
 
Kata Menteri Bintang, mereka semua ketakutan saat turun hujan, takut akan terjadi sesuatu yang buruk, bahkan takut pada malam, dan kegelapan serta sering mimpi buruk. 
 
Menurut data yang diterima Kementeriaan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menyebutkan, saat ini korban pengungsian yang menempati hunian sementara (huntara) di Desa Radda, Masamba mencapai 1.147 kepala keluarga. 
 
"Terdiri dari : 1.485 laki-laki dewasa, 1.142 perempuan, 62 balita laki-laki, 66 balita perempuan, 103 anak laki-laki, 103 anak perempuan, 42 lansia laki-laki dan 31 lansia perempuan," kata Menteri PPPA, Bintang Puspayoga dalam rilis yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.
 
 
Bahkan karena peduli dengan sesama, Salah satu tenaga kesehatan yang juga merupakan korban banjir memberikan beberapa layanan serta pendampingan agar korban bisa belajar memulihkan dirinya sendiri.
 
“Selama konseling, kami berikan beberapa teknik seperti gerakan tangan untuk menghilangkan rasa trauma. Kami bisa saling berbagi pengalaman dan mendukung satu sama lain dalam grup penyintas ini. Kami bersyukur dukungan grup penyintas di sini sangat kuat sehingga kami tidak merasa sendirian saat trauma itu datang," katanya. 
 
Selain posko konseling, Kemen PPPA bekerjasama dengan Forum Anak, Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA) dan relawan Cakra Abhipraya Responsif turut memberikan dukungan psikososial dan pemenuhan gizi bagi anak-anak korban.
 
 
Sagita, perwakilan dari Forum Anak menyatakan mereka membutuhkan psikolog karena masih banyak anak yang belum pulih dari trauma.
 
“Anak-anak disini membutuhkan tenaga psikolog yang bisa membantu mereka menghilangkan trauma akibat banjir bandang. Kami juga ingin agar disediakan edukasi mitigasi bencana untuk anak mengingat Masamba merupakan kawasan rawan bencana," ujar Sagita.
 
Dalam kunjungannya, selain memberikan bantuan spesifik dan pengadaan psikolog, Menteri Bintang beserta jajaran turut menyediakan pelatihan-pelatihan bagi para korban di huntara dan diharapkan dapat menjadi bekal untuk membangun usaha mereka nanti.
 
"Dengan bersinergi dengan dunia usaha, kami memberikan beberapa pelatihan seperti menjahit, merangkai bunga, memasak aneka kuliner, pelatihan pertanian hidroponik, pertukangan dan pengelolaan usaha," pungkas Menteri Bintang Puspayoga.***
 
 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x