Antipasi Banjir Rob, Tri Rismaharini Siagakan Delapan Posko pada Pesisir Timur Surabaya

- 14 November 2020, 20:53 WIB
Ilustrasi Banjir Rob.
Ilustrasi Banjir Rob. /PIXABAY/Hans
PR CIREBON - Gelombang pasang susulan maupun banjir rob bisa saja kembali terjadi di pesisir timur Kota Surabaya. Untuk itu, saat ini Pemerintah Kota Surabaya menyiagakan delapan pos pantau agar bisa memonitor potensi terjadinya bencana.
 
Pemerintah Kota Surabaya, Jatim, menyiapkan delapan pos pantau di kawasan pesisir guna mengantisipasi bencana alam seperti gelombang air pasang yang terjadi di Bulak Cumpat, Kota Surabaya, beberapa hari lalu.
 
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebutkan, di pos pantau tersebut akan ada petugas yang berjaga terus menerus. Pos pantau ini diletakkan di delapan titik yaitu Rumah Pompa Balong, Rusun Romokalisari, Sentra Ikan Bulak, Eks Rumah Pompa Wonorejo II, SMPN 30 Medokan Semampir, Kecamatan Gunung Anyar, Kelurahan Sumberejo, dan Kelurahan Karang Pilang.
 
 
"Jadi kita ada delapan posko yang ada di tepi pantai. Tapi di pos-pos kita punya kurang lebih 30 posko di dalam kota dan ada pula posko yang terletak di kecamatan serta kelurahan," katanya. dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
 
Dengan menanggapi akan terjadinya bencana alam, maka pihaknya telah melakukan simulasi di delapan posko tersebut. 
 
"Untuk mekanismenya, nanti akan ada laporan. Petugas sudah dibekali HT. Kemudian setelah laporan itu masuk, misalnya dari masyarakat merekalah yang gerak cepat," katanya.
 
 
Wali kota Surabaya Risma mengimbau agar saat terjadi sesuatu, masyarakat diminta mengikuti apa yang sudah diberikan saat pelatihan khususnya kepada warga yang tinggal di wilayah pesisir. 
 
Ia pun menegaskan, sebetulnya pelatihan itu sudah pernah dilakukan namun dilakukan pelatihan kembali agar tidak lupa dan panik saat Bencana datang.
 
"Tapi kita ulang lagi supaya tidak lupa," ujarnya.
 
Selain itu, Risma mengingatkan petugas di lapangan agar saling menjaga dan mengingatkan baik di kalangan teman sesama petugas maupun warga untuk tidak berteduh di bawah pohon serta memegang tiang listrik dan tiang penerangan jalan umum (PJU).
 
 
"Kita juga harus selalu mengingatkan warga yang ada di tepi sungai untuk tidak berada di sungai ataupun mandi di sungai, karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi saat itu. Kita harus selalu mengingatkan warga terutama anak-anak," ujarnya.
 
Risma menjelaskan bahwa warga yang ada di pesisir pantai atau para nelayan, mungkin dalam satu pekan ini terasa berat karena tidak bisa berlayar akibat ombaknya yang cukup tinggi dan gelombangnya cukup tinggi pula.
 
"Saya juga sudah ingatkan untuk tidak berlayar dulu sementara waktu," ujarnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x