Kuburan Anak 8.000 Tahun Lalu Ditemukan di Indonesia, Tanpa Tulang Tangan dan Kaki

- 10 November 2020, 14:25 WIB
Ilustrasi penggalian arkeologi.
Ilustrasi penggalian arkeologi. /Pixabay/Goumbik/

PR CIREBON - Para arkeolog telah menemukan penguburan anak langka dari 8.000 tahun silam di Indonesia. Pertama kalinya ditemukan, kuburan anak dari periode pertengahan Holosen awal.

Kuburan anak yang ditemukan itu berusia antara empat dan delapan tahun ketika mereka meninggal, dan memberikan gambaran kepada para ahli tentang ritual penguburan selama periode waktu itu.

Cat oker merah ditempatkan di pipi anak itu dan sebuah batu ditemukan di bawah kepala mereka.

Baca Juga: Kabar Duka di Tengah Kerumunan Penjemput Habib Rizieq, Seorang Lansia Pulang ke Rahmatullah

Lengan dan kaki anak itu telah dilepas sebelum dimakamkan, sebuah praktik yang telah diamati di situs pemakaman lain dari periode waktu yang sama.

"Kurangnya tulang panjang adalah praktik yang telah didokumentasikan di beberapa pemakaman lain dari periode waktu yang sama di Jawa, Kalimantan, dan Flores, tapi ini pertama kalinya kami melihatnya dalam pemakaman anak,'' kata arkeolog, 9 November 2020.

"Kami tidak tahu mengapa pengangkatan tulang yang lama dilakukan, tetapi kemungkinan itu adalah beberapa aspek dari sistem kepercayaan orang-orang yang hidup saat ini," ujarnya.

Baca Juga: Peringati Hari Pahlawan, Berikut Lagu Wajib Nasional yang di Daur Ulang Musisi Indonesia

Penemuan Gua Makpan di Pulau Alor, yang merupakan pemakaman anak pertama dari zaman Holosen, diharapkan dapat menjelaskan bagaimana orang pada masa itu memperlakukan anak-anak.

"Dengan membandingkan penguburan orang dewasa lainnya yang kami temukan dari periode waktu yang sama, dengan penguburan anak-anak ini di proyek masa depan, kami berharap dapat membangun kronologi dan pandangan umum tentang praktik penguburan di wilayah ini dari antara 12.000 hingga 7.000 tahun yang lalu, yang saat ini masih sedikit (referensinya)," ucap arkeolog.

Sofia Samper Carro, seorang ahli paleontologi dari Universitas Nasional Australia, mengatakan jenis kelamin anak dan usia pastinya masih menjadi misteri.

Baca Juga: Habib Rizieq Shihab Tiba, Rombongan Berjalan Kaki dari Hotel Santika hingga ke Gang Petamburan 3

Meskipun giginya sama dengan gigi anak berusia enam hingga delapan tahun, kerangka lebih mirip dengan gigi anak berusia empat atau lima tahun.

"Kami ingin melakukan penelitian paleo-kesehatan lebih lanjut, untuk mengetahui apakah kerangka yang lebih kecil ini terkait dengan makanan atau lingkungan atau mungkin terisolasi secara genetik di sebuah pulau," kata Samper Carro.

Tengkorak dewasa di Alor juga relatif kecil, tambahnya. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail.

Baca Juga: Gunakan Kesempatan Terakhir di Kantor untuk Kekacauan, Trump Sebut Dirinya Telah Memecat Menhan AS

Jika penduduk pulau itu hidup terutama dari kehidupan laut, itu mungkin menjelaskan ukurannya, karena pola makan yang didasarkan pada satu sumber protein 'dapat menyebabkan gejala kekurangan gizi, yang mempengaruhi pertumbuhan.

Pada 2017, sekelompok arkeolog Universitas Nasional Australia di Pulau Alor menemukan sisa-sisa wanita yang berasal dari 12.000 tahun yang lalu.

Dia dimakamkan dengan kail, menunjukkan bahwa wanita di era Pleistosen mungkin adalah nelayan utama.

Baca Juga: UMK Jabar Ditetapkan 21 November, Ridwan Kamil Sebut Penetapan UMK Kewenangan Kabupaten Kota

Lima kait termasuk di antara barang-barang yang ditempatkan dengan hati-hati di bawah dagu dan di sekitar rahangnya.

"Ini adalah kail ikan tertua yang diketahui terkait dengan praktik pemakaman dari manapun di dunia," kata Profesor Sue O'Connor pada saat itu.

"Dan mungkin menunjukkan bahwa peralatan memancing dipandang penting untuk transisi ke alam baka di daerah ini," ujarnya lagi.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah