Indonesia Resmi Resesi, DPR: Harus Ada Upaya Sungguh untuk Melakukan Perbaikan di Semua Sektor

- 9 November 2020, 14:53 WIB
Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun: Indonesia telah resmi masuk jurang resesi, DPR RI menyebutkan pemerintah telah berupaya untuk membuka peluang ekonomi baru saat pandemi.
Anggota Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun: Indonesia telah resmi masuk jurang resesi, DPR RI menyebutkan pemerintah telah berupaya untuk membuka peluang ekonomi baru saat pandemi. /Antara./

 

PR CIREBON - Setelah Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi terkontraksi 3,49 persen di kuartal III 2020, Indonesia resmi mengalami resesi. Resesi ini terjadi setelah pada triwulan sebelumnya ekonomi nasional juga tumbuh negatif 5,32 persen.

Anggota Komisi XI DPR RI Mukhamad Misbakhun menyatakan, pemerintah telah berupaya membuka peluang ekonomi baru dengan kebijakan meningkatkan jumlah belanja bantuan sosial, bantuan modal pada UMKM, dan anggaran kesehatan yang besar untuk program menangani Covid-19.

Akan tetapi, dia mengingatkan juga soal pentingnya perbaikan pada sisi permintaan.

Baca Juga: Meski Kontra Demokrat, George W Bush Beri Ucapan Selamat: Saya Tahu Joe Biden Adalah Orang yang Baik

"Saat ini yang paling utama ialah melakukan upaya-upaya perbaikan konkret dan fundamental," kata Misbakhun, Senin 9 November 2020, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Lebih jauh, Politisi Golkar ini mengungkapkan, berbagai risiko akibat resesi harus benar-benar diantisipasi, sehingga tekanan pada sektor ekonomi tidak merembet pada sektor-sektor lain.

"Yang penting tawaran solusinya. Harus ada upaya sungguh-sungguh untuk melakukan perbaikan-perbaikan di semua sektor ekonomi. Indikator negatif yang menjadi penyebab resesi harus dimitigasi sehingga durasi resesi ekonomi yang kita alami tidak panjang dan cepat berlalu," tuturnya.

Baca Juga: Singgung Janji Biden Perlakukan Islam, Refly Harun: Semoga Sesuai dan Mengurangi Islamohobia

Dia pun mengatakan, bahwa tekanan terhadap pertumbuhan ekonomi saat ini muncul karena pandemi Covid-19. Pasalnya, banyak negara melakukan pembatasan sosial bahkan penguncian diri (lockdown) yang membuat seluruh dunia mengalami situasi dan keadaan sama.

"Situasi pandemi inilah yang membuat ekonomi berjalan dalam situasi ketidakpastian yang berkelanjutan dan memberikan tekanan yang dalam pada pertumbuhan ekonomi sampai pada level resesi," pungkasnya.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, vaksin menjadi kunci utama pertumbuhan ekonomi Indonesia kedepannya. Proses vaksinasi akan meyakinkan masyarakat untuk kembali bergerak di luar rumah, sehingga perputaran konsumsi rumah tangga bakal kembali tumbuh.

Baca Juga: Agar Pelayanan Tak Terganggu di Musim Hujan, Disdukcapil Jaksel Siapkan Cara Antisipasinya

"Pemberian vaksin diharapkan akan mampu mengembalikan tren konsumsi rumah tangga, terutama kelas menengah atas. Sehingga perbaikan diharapkan dan diyakini akan terjadi pada kuartal IV (2020) dan seterusnya," ujar Sri Mulyani.

Berbagai kebijakan baik dari sisi fiskal maupun dukungan pembiayaan juga terus digelontorkan untuk mendorong kegiatan sektoral dan di daerah. Hal tersebut dicantumkan dalam program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan akan membantu Indonesia bangkit dari resesi.

"Demikian juga dengan kebijakan moneter, yang bersama-sama dengan kami melakukan upaya untuk pemulihan ekonomi nasional," imbuhnya.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x