Network
PR CIREBON - TikTok dan Facebook memblokir tanda tagar yang membahas seputar teori konspirasi, yang salah, khususnya terkait pemilihan presiden di AS.
Klaim yang tidak berdasar bahwa Demokrat mencoba memanipulasi pemilu untuk mengalahkan Presiden Trump adalah salah satu tagar yang ada secara umum.
#sharpiegate, #stopthesteal, dan istilah yang lebih umum #riggedelection adalah tagar yang diblokir oleh TikTok. Untuk Facebook, Tagar yang diblokir termasuk #stopthesteal, yang telah digunakan secara luas untuk membuat klaim manipulasi pemilu yang tidak berdasar oleh Demokrat, dan #sharpiegate, yang secara keliru menuduh bahwa penggunaan penanda Sharpie menyebabkan penghitungan suara Trump di Arizona.
Baca Juga: Berkah Dibalik Resesi Akibat Pandemi Covid-19, Indonesia Catat 133 Pekerjaan Baru
Meskipun Twitter tampaknya tidak memblokir tagar teori konspirasi apa pun, perusahaan media sosial tersebut telah menambahkan label peringatan ke beberapa tweetnya, yang menunjukkan bahwa tagar tersebut mungkin berisi informasi yang tidak akurat.
Kicauan lainnya juga ditandai dengan pesan yang mendorong pembaca untuk belajar tentang keamanan dalam pemilu.
Moderasi tagar yang berfokus pada teori konspirasi ini adalah bagian dari upaya yang lebih luas oleh platform media sosial minggu ini untuk segera menghapus informasi yang salah seputar pemilu.
Baca Juga: Jalur Pendakian Arjuno Welirang Licin, Akses Ditutup Sementara karena Cuaca Buruk
Twitter secara agresif memberi label tweet Trump yang membuat klaim tidak berdasar atau palsu tentang bagaimana total pemilihan dihitung.
Twitter telah secara proaktif memantau tagar #StopTheSteal dan Tweet terkait sejak Selasa, 3 November 2020 dan terus melakukannya.
