Bak Akar Rumput Harus Dicabut, Charlie Hebdo Penerbit Karikatur Nabi Harus Ditutup

- 4 November 2020, 19:53 WIB
Charlie Hebdo
Charlie Hebdo /

PR CIREBON - Majalah asal Prancis, Charlie Hebdo semakin terdesak, karena banyak kalangan muslim dunia meminta majalah yang menjadi awal dari kerusuhan harus ditutup. Apalagi, majalah tersebut dinilai telah menghina kaum muslim dunia dengan menggambar karikatur Nabi Muhammad SAW.

Salah satunya datang dari Ketua Umum Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI), Albiner Sitompul menilai, Charlie Hebdo sudah melakukan pelanggaran terhadap freedom of nation dan freedom of religious yang dilindungi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Bahkan, JBMI bersiap mengirimkan surat protes dan pengaduan ke PBB, Badan HAM Dunia, Pengadilan HAM Internasional dan juga European Of Human Right yang berkedudukan di Prancis.

"Kita akan segera menulis surat ke PBB dan badan HAM dunia serta Kementerian Luar Negeri untuk menyampaikan protes serta menuntut Majalah Charlie Hebdo ditutup," tegasnya dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema "Pelanggaran Hak Azasi Umat, Majalah Charlie Hebdo (Prancis) & Hancurnya Peradaban Demokrasi Dunia" di Kantor DPP JBMI pada Rabu, 04 November 2020.

Baca Juga: Florida Jadi Penentu Pilpres AS 2020, Penasihat Trump: Jika Jatuh ke Biden, Pertarungan Selesai

Ditegaskan dia, Charlie Hebdo dengan karikatur Nabi Muhammad telah merusak keberhasilan perjuangan masyarakat dunia dalam revolusi Prancis yang menghasilkan peradaban demokrasi di negara itu sendiri.

Lebih lanjut, Albiner menambahkan, Islam adalah religion community dunia yang harus mempercayai pilar iman (pillars of faith), yakni "Asyhadu an laa Ilaaha Illallah, wa asyhaduanna Muhammadar Rasulullah".

"Apabila pillars of faith Islam terganggu, maka akan menganggu hak asasi manusia dan peradaban demokrasi dunia," jelasnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Baca Juga: Kamala Harris Sebut Pemerintahannya akan Memulihkan Hubungan AS dengan Timur Tengah

Sedangkan terkait Prancis membiarkan Majalah Charlie Hebdo, Hazairin Pohan mengatakan Presiden Emmanuel Macron pasti merasa masyarakat Eropa merasa sebagai pemilik perabadan dan merasa superioritas.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x