Penghinaan Nabi Muhammad Serupa Hina Islam, UAS: Muslim Wajib Boikot Produk Prancis, Tanpa Negosiasi

- 2 November 2020, 15:14 WIB
Ustad Abdul Shomad
Ustad Abdul Shomad /Jurnal Preisisi//Instagram@ustadzabdulshomad
PR CIREBON - Presiden Prancis Emmanuel Macron masih terus membela kartun Nabi Muhammad SAW dan menuduh Islam dalam kondisi krisis. Negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim juga terus melakukan gerakan boikot atas produk-produk Prancis.
 
Gerakan tersebut membuat khawatir Prancis, hingga Duta Besar Prancis meminta supaya gerakan tersebut dihentikan. Namun, permintaan tersebut mendapatkan penolakan hingga Macron meminta maaf dan menghentikan kartun Nabi yang mengatasnamakan kebebasan berpendapat. 
 
Seperti yang dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari video yang diunggah 31 Oktober 2020 pada akun YouTube religiOne.
 
 
Ustadz Abdul Somad mengatakan bahwa hidup ideal itu seperti kehidupan nabi Muhammad SAW wassalam di periode Madinah yang 10 tahun itu. Saat itu, pemimpinnya Nabi Muhammad SAW, kemudian ada orang Yahudi yang menghina agama, kemudian rakyatnya diam saja tanpa bertindak apa-apa. 
 
Karena rakyat itu sebetulnya tidak bertindak kecuali pemimpin yang bertindak, jadi yang berhak melakukan rindakan semuanya adalah pemimpin yang di sebut ulil amri.
 
"Pemimpin inilah dulu ketika kita masih punya Sultan Abdul Hamid di Turki yang kekuasaan paling besar namanya Turki Usmani, ketika itu juga orang Perancis ini sudah buat drama Opera di situ pelakonnya itu pelawak paling lucu dia sebagai nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam." ucap UAS
 
"Waktu itu mereka tampilkan di Paris, kemudian Berita itu sampai ke Sultan Abdul Hamid, yang kemudian Sultan mengirim surat ke pemimpin Eropa agar Opera penghinaan itu di hentikan. Karena ini menghina nabi kami, jika tidak diberhentikan Opera penghinaan ini maka akan kami kirim bala tentara untuk menghentikan Opera penghinaan nabi kami. Karena takut dengan kepemimpinan Sultan Abdul Hamid maka di akhirilah Opera tersebut dan tidak di pertunjukan lagi." ujar UAS.
 
 
Tapi karena tidak punya kesatuan pemimpin, pemimpin negara Islam lemah ketakutan semua karena Prancis ini negeri yang hebat Akhirnya umat Islam mengambil tindakan sendiri.
 
Memang tidak ada pemimpin umat Islam yang lantang seperti yang dilakukan oleh Muhammad seperti yang dilakukan oleh Sultan Abdul Hamid pada masa lalu
 
Tidak akan bisa mengangkat harkat martabat Islam dengan meledakkan kedutaan Perancis apakah kalau di ratakan kedutaan Perancis di Jakarta itu sekarang selesai masalah, maka umat muslim sepakat akan memboikot seluruh produk dari Prancis.
 
 
Karena dengan memboikot seluruh produk dengan lebel Prancis, hal tersebut akan membuat perekonomian Prancis menjadi tidak stabil dan hancur.
 
UAS kemudian menjawab tidak ada tawar menawar bagi orang-orang yang menghina Nabi Muhammad.
 
"Syekh Al-Azhar, Guru kami di Al-Azhar Kairo, Mufti Al-Azhar, ulama Al-Azhar Syekh Ali Jum'ah menolak ajakan Presiden Prancis untuk menghentikan boikot. Tidak ada tawar-menawar, bahwa mereka kedutaan Prancis di Kairo menelepon Syekh Azhar supaya membuka boikot ini. Tidak umat Islam wajib memboikot," ujar UAS, Ahad 1 November 2020.
 
"Kami bisa minum susu produk kami, kami bisa makanan produk kami. kalian masih mengejek ini adalah salah satu bahwa kita punya kekuatan ekonomi kami punya solidaritas luar biasa tidak ada tawar-menawar dengan para penghina nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam." pungkas Ustadz Abdul Somad.

 

 

***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Youtube religiOne


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x