Mendag: Industri Halal Memiliki Peran Signifikan Atas Performa Positif Neraca Perdagangan Indonesia

- 25 Oktober 2020, 10:41 WIB
Menurut Mendag Agus Suparmanto, protokol kesehatan bisa cegah penyebaran Covid-19 dan menunjang perekonomian: Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebut industri halal miliki peran cukup signifikan atas performa positif neraca perdagangan Indonesia.
Menurut Mendag Agus Suparmanto, protokol kesehatan bisa cegah penyebaran Covid-19 dan menunjang perekonomian: Menteri Perdagangan Agus Suparmanto sebut industri halal miliki peran cukup signifikan atas performa positif neraca perdagangan Indonesia. /Pikiran-rakyat.com/Harry Surjana/

PR CIREBON – Industri halal berperan cukup signifikan atas performa positif neraca perdagangan Indonesai ujar Menteri Perdagangan (Mendag) Agus Suparmanto dalam menilai Industri Halal di Indonesia.

Agus menuturkan, sebagai ilustrasi pihaknya ingin memberi contoh dengan mencuplik performa ekspor Indonesia ke negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) periode Januari-Juli 2020.

“Industri halal memiliki peran yang cukup signifikan atas performa positif neraca perdagangan Indonesia,” ujar Menteri Perdagangan Agus Suparmanto, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Baca Juga: Macan Tutul Jawa yang Terluka Dievakuasi ke Kebun Binatang Bandung, BP FK3I: Luka di Bagian Perut

Telah diketahui bahwa sebagian besar negara-negara OKI mayoritas penduduknya beragama Islam yang memiliki tuntutan standar compliance atas jaminan produk halal yang cukup tinggi. Secara ukuran pasar, negara-negara OKI merupakan pasar yang luar biasa terdiri dari 57 negara dengan total populasi Muslim sebesar 1,86 miliar jiwa.

“Mengacu pada data tersebut kinerja perdagangan Indonesia dengan negara-negara OKI menunjukkan performa yang cukup baik. Indonesia mampu mencatat surplus 2,2 miliar Dolar AS (sekitar Rp32,3 triliun) di mana mampu membukukan ekspor ke negara-negara OKI sebesar 10,94 miliar Dolar AS (sekitar Rp160,7 triliun)” tutur Mendag.

Pada produk pertanian memiliki kontribusi tertinggi bagi ekspor Indonesia ke negara-negara OKI sebesar 2,6 miliar Dolar AS (sekitar Rp38,2 triliun) atau sekitar 25 persen dari total ekspor Indonesia ke pasar tersebut.

Baca Juga: Kabar Duka dari Brunei Darussalam, Pangeran Abdul Azim Meninggal di Usia yang Terbilang Masih Muda

“Kinerja ekspor Indonesia ke negara-negara Muslim periode Januari-Juli 2020 yang baik tidak bisa dilepaskan dari peran produsen produk halal di Indonesia, khususnya untuk produk makanan, kosmetik, dan obat-obatan. Ketiga produk tersebut berkontribusi total senilai 515,79 juta Dolar AS (sekitar Rp7,5 triliun),” ujar Mendag.

Dalam paparannya, Mendag menyebutkan bahwa Ekspor periode Januari-Juli 2020 untuk makanan tercatat sebesar 454,16 juta Dolar AS (sekitar Rp6,6 triliun) atau meningkat 11,37 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 407,81 juta Dolar AS (sekitar Rp5,9 triliun).

Sedangkan untuk ekspor periode Januari-Juli 2020 untuk obat-obatan tercatat sebesar 31,31 juta Dolar AS (sekitar Rp460 miliar) atau meningkat 12,33 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 27,87 juta Dolar AS (sekitar Rp409 miliar). Namun ekspor periode Jan-Jul 2020 untuk komestik tercatat sebesar 30,32 juta Dolar AS (sekitar Rp445 miliar) atau menurun 8,15 persen dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya sebesar 33,01 juta Dolar AS (sekitar Rp485 miliar).

Baca Juga: Facebook Berupaya Memblokir Iklan Berbau Politik: Kami Memberi Tahu NYU Beberapa Bulan Lalu

“Walaupun performa neraca perdagangan Indonesia di negara-negara OKI sudah positif, Indonesia belum terlihat berperan maksimal sebagai kiblat produk halal dunia khususnya bagi makanan, kosmetik dan obat-obatan,” ujar Agus Suparmanto.

Mendag menyampaikan, pangsa pasar ekspor bagi ketiga produk Indonesia ke negara-negara OKI masih jauh berada di bawah negara-negara non-Muslim seperti Brazil, Perancis, Amerika Serikat, dan Jerman.

Brazil merupakan eksportir terbesar produk makanan ke negara OKI dengan pangsa 10,51 persen, diikuti Thailand 8,15 persen, Turki 5,76 persen, India 5,5 persen, Republik Rakyat Tiongkok (RRT) 4,97 persen sementara Indonesia ada di urutan ke-20 dengan pangsa 1,86 persen. Untuk kosmetik, Perancis eksportis terbesar dengan pangsa 17,38 persen, AS 7,57 persen, Jerman 7,05 persen, Italia 5,5 persen, RRT 5,08 persen dan Indonesia ada di urutan ke-23 1,41 persen.

Baca Juga: Gus Nur Khusyuk Menjadi Makmum Saat Shalat Magrib Berjamaah di Sela Pemeriksaan Penyidik

Ekspor produk obat-obatan dikuasai oleh Jerman 13,84 persen kemudian Perancis 13,58 persen, Swiss 9,47 persen, India 7,86 persen, AS 6,93 persen, sementara Indonesia ada di urutan ke-48 dengan pangsa 0,12 persen.***

Editor: Irma Nurfajri Aunulloh

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x