Network
PR CIREBON - Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo melalui kanal Youtubenya mengajak Fahri Hamzah, mantan ketua DPR untuk berbicara mengenai penyakit yang diderita bangsa Indonesia selama ini.
Fahri menyebutkan ada tiga penyakit umum yang diderita bangsa ini. Mulai dari kurang pandai mengatur rencana, sibuk merasa sudah menjadi bangsa sukses, hingga sibuk membuat citra diri yang mengalahkan kinerja.
"Pertama, bangsa kita ini kurang pandai dalam berencana. Yang kedua bangsa kita ini kadang-kadang sibuk dianggap sukses. Dan yang ketiga, kadang-kadang citra mengalahkan kinerja"ucap Fahri, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari kanal youtube @Bamsoet Channel pada Sabtu, 24 Oktober 2020.
Baca Juga: Menghibur, Ridwan Remin Roasting Habis DPR Lewat Stand Up Comedy, Gimana Tanggapan Anggotanya ?
Namun, kata Fahri, ketiga penyakit tersebut hanya penyakit secara umum. Ada penyakit yang lebih kompleks atau penyakit akut yang menjangkit bangsa Indonesia yaitu feodalisme.
"Feodalisme masih kuat. Sikap mental kita kepada pemimpin itu kadang-kadang ngga berani terus terang, ngga berani berteman"kata Fahri.
Fahri menilai bahwa saat ini jarak antara presiden dengan para menterinya itu sangat jauh. Para menteri menganggap jabatan menteri adalah anugrah dari Presiden Joko Widodo, sehingga masing-masing mereka tidak berani untuk mengkritik presiden atau berlawanan dengan presiden.
Fahri mengungkapkan bahwa itulah feodalisme yang ada di bangsa ini. Fahri menilai para menteri saat ini tidak berani mengatakan bahwa presiden Jokowi salah. Sehingga masalah yang ada menjadi berlarut larut.
Fahri sendiri mengaku pada saat terakhir kali bertemu dengan Presiden, Ia tidak memiliki beban-beban feodalis tersebut, sehingga pembicaraan dengan Presiden menjadi lebih masuk.
Fahri juga mengatakan bahwa ada tiga poin penting yang dibutuhkan dan harus ada pada seorang pemimpin untuk memimpin bangsa Indonesia. Tiga hal tersebut Ia katakan langsung kepada Presiden Jokowi.
Fahri menyebut tiga hal tersebut adalah pertama dapur yang sehat, kedua operator yang mampu mengcover semua permasalahan dan yang ketiga penasihat yang bijak.
Terakhir, Fahri mengatakan bahwa poin yang ketiga tadi seharusnya bisa diisi oleh Wapres Ma'ruf yang mana beliau adalah seorang ulama.***
