Jelang Hari Santri, MPR: Kuatkan Persatuan di Tengah Perbedaan

- 18 Oktober 2020, 19:32 WIB
Wakil MPR RI, Jazilul Fawaid minta pemerintah keluarka UU pesantren. (Pikiran-Rakyat.com)
Wakil MPR RI, Jazilul Fawaid minta pemerintah keluarka UU pesantren. (Pikiran-Rakyat.com) /

PR CIREBON - Wakil Ketua Musyawarah Rakyat (MPR) RI Jazilul Fawaid berharap peringatan Hari Santri pada 22 Oktober tahun ini menjadi motor penggerak bangsa Indonesia untuk semakin memperkuat persatuan sosial dan nilai-nilai integritas, walau di tengah perbedaan.

"Di tengah berbagai perbedaan, mari kita kokohkan nilai-nilai tersebut,” ujar Gus Jazil, sapaan akrab Jazilul, dalam pernyataannya di Jakarta, seperti yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Jelasnya, ketika Rais Akbar NU Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy'ari mengeluarkan resolusi jihad, seluruh umat Islam dalam radius 94 kilometer dari Surabaya, baik laki-laki, perempuan, anak-anak, maupun anak-anak harus meninggalkan medan perang.Untuk umat Islam di luar radius 94 kilometer, hukumnya adalah fardu kifayah.

Baca Juga: Ciri-Ciri Terkena Happy Hypoxia, Gejala Kekurangan Oksigen yang Membahayakan Pasien Covid-19

Cinta tanah air sebagian dari iman, "Hubbul wathan minal iman", dari pandangan dan sikap patriotisme dari KH Hasyim Asy’ari dalam Resolusi Jihad.

"Sikap inilah yang membakar semangat rakyat untuk berjuang. Beragam element ummat Islam dengan mengedepankan persatuan akhirnya mampu mempertahankan kemerdekaan Indonesia," kata Gus Jazil.

Gus Jazil merefleksikan "Resolusi Jihad" tanggal 22 Oktober 1945, untuk mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia dari persatuan seluruh lapisan masyarakat untuk berjuang bersama di medan perang.

Baca Juga: Hari Ke-20 Kampanye Pilkada 2020, Bawaslu: Pelanggar Protokol Kesehatan Meningkat Dua Kali Lipat

Resolusi Jihad mengajarkan, bila yang mampu menyatukan seluruh kelompok masyarakat untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia, nilai-nilai yang ada sangat relevan untuk diimplementasikan oleh bangsa Indonesia pada saat-saat seperti ini.

Perbedaan yang dinamis di Indonesia, seperti suku,agaman, dan bahasa, menurutnya adalah perbedaan sikap politik dan pilihan yang melintasi ketiganya.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x