Habib Rizieq Shihab Dikabarkan akan Pulang dan Pimpin Revolusi, Jazilul Fawaid: Tidak Mungkin Berani

- 14 Oktober 2020, 14:38 WIB
Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid/Instagram/@jazilulfawaidd
Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid/Instagram/@jazilulfawaidd /

PR CIREBON – Sebelumnya, dalam orasi aksi unjuk rasa penolakan UU Cipta Kerja di Istana Kepresidenan Jakarta, Persatuan Alumni (PA) 212 mengungkapkan bahwa Habib Rizieq Shihab akan segera pulang ke tanah air.

Begitu pun dengan yang dikatakan oleh Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), Ahmad Shabri Lubis, yang menegaskan bahwa Habib Rizieq Shihab akan segera kembali ke Indonesia untuk memimpin revolusi.

Akan tetapi, Wakil Ketua MPR RI, Jazilul Fawaid, tampak meragukan isu kepulangan Habib Rizieq Shihab yang dikabarkan akan memimpin revolusi tersebut.

Baca Juga: Demi Promosikan Destinasi NTT, Internet Akan Gratis di Tujuh Kawasan Wisata

Sebagaimana diberitakan dalam Warta Ekonomi, dalam judul sebelumnya "PKB Gak Yakin Habib Rizieq Berani Pulang, Apalagi Pimpin Revolusi: Bisa Disikat!" Jazilul mengatakan bahwa Habib Rizieq belum tentu berani kembali ke Tanah Air.

"Untuk pulang ke Indonesia saja belum tentu berani, apalagi mau mimpin revolusi," katanya pada Selasa, 13 Oktober 2020, dilansir Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Lebih lanjut, ia meminta agar Habib Rizieq tidak melakukan tindakan yang berkaitan dengan hukum. Menurutnya, revolusi adalah salah satu bentuk makar.

Baca Juga: Delapan Pegiat KAMI Ditangkap Polisi, Anggota DPR: Ini Ujian Bagi Demokrasi

"Cukuplah, jangan bertindak aneh. Nanti akan berhadapaan lagi dengan konstitusi dan hukum. Revolusi itu makar, apalagi bila menggunakan massa dan kekerasan," katanya.

Jazilul menegaskan bahwa tindakan makar adalah salah satu tindakan yang tidak bisa ditolerir. Dalam kaidah hukum negara, setiap orang yang melakukan makar harus ditindak secara tegas.

"Siapa pun yang bertindak makar atas nama apa pun akan berlawanan dengan hukum. Tak peduli HRS atau siapa pun, bila memenuhi unsur makar, harus segera ditindak. Tindakan makar dan anarkistis tidak boleh ditoleransi," ia menegaskan.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: wartaekonomi.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x