Inovasi Baru Bantu Tenaga Kesehatan, UMS Ciptakan Robot Pengganti Dokter

- 10 Oktober 2020, 22:03 WIB
Salah satu mahasisya UMS yang sedang uji coba robot Suryamu.*
Salah satu mahasisya UMS yang sedang uji coba robot Suryamu.* //Antara/ Aris Wasita

PR CIREBON - Di tengah pandemi Covid-19, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) berinovasi mengembangkan robot untuk memudahkan kerja tenaga kesehatan.

Robot yang diberi nama 'SuryaMu' tersebut merupakan inovasi untuk mengurangi risiko kontak dokter dengan pasien yang terinfeksi Covid-19.

Nantinya, robot ini akan berperan menggantikan dokter dalam menangani pasien Covid-19 tanpa harus berinteraksi secara langsung.

Baca Juga: Pemerintah akan Bangun Kota Ramah HAM, Moeldoko: Human Rights City Sangatlah Relevan bagi Indonesia

Inovasi ini didasari dari banyaknya kasus tenaga kesehatan yang jadi korban paparan virus Corona.

"Pembuatan robot ini dilakukan secara maraton karena sangat dibutuhkan dalam kegiatan pemeriksaan pasien terinfeksi Covid-19," kata Rektor UMS Sofyan Anif, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.

Meski demikian, robot ini merupakan seri pertama dan baru dikembangkan. Sehingga, masih ada keterbatasan, yakni pasien harus bergerak dan memencet tombol sesuai dengan instruksi operator.

Baca Juga: Lakukan Pemeliharaan dan Rekonstruksi, Tol Jagorawi akan Berlakukan Buka Tutup Jalan

Sofyan mengatakan bahwa kedepannya robot ini harus dilengkapi dengan tangan agar nanti bisa langsung menyentuh pasien.

Pengembangan tangan tersebut nantinya dapat digunakan untuk mengetes suhu tubuh, tensi, dan denyut jantung.

Ia mengatakan untuk perkembangan di seri berikutnya perlu mengetahui kebutuhan apa saja yang tenaga kesehatan, baik dokter maupun perawat butuhkan.

Baca Juga: Berulang Tahun Hari Ini, Simak Fakta Menarik Bae Suzy si CF Queen yang Jadi Cinta Pertama Bangsa

"Untuk tahap penyempurnaan harapannya 3-6 bulan, paling tidak dalam jangka waktu satu tahun sudah bisa lebih sempurna," katanya.

Ia berharap ke depan robot yang membutuhkan dana penelitian sebesar Rp45 juta tersebut bisa diperbanyak, selanjutnya disalurkan ke rumah sakit-rumah sakit yang lain.

Meski demikian, pihaknya belum berencana untuk melibatkan dunia industri dalam memperbesar produksi robot tersebut.

Baca Juga: Berulang Tahun Hari Ini, Simak Fakta Menarik Bae Suzy si CF Queen yang Jadi Cinta Pertama Bangsa

"Minimal dengan Majelis PKU-PS (Pelayanan Kesehatan Umum dan Pelayanan Sosial) dulu. Kalau sekarang belum berani (bekerja sama dengan industri), kecuali sudah sempurna mungkin baru kerja sama dengan industri. Sekarang kan produksinya masih skala laboratorium," katanya.

Sementara itu, perwakilan Majelis PKU-PS Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Surakarta Muhammad Da'i mengapresiasi hibah robot dari UMS kepada RS PKU Muhammadiyah Surakarta tersebut.

"Kalau melihat perkembangan yang ada, salah satu masalah saat ini adalah penyakit infeksi. Indonesia merupakan negara tropis dimana mudah terkena penyebaran infeksi, baik bakteri maupun virus. Salah satu cara ya mengurangi kontak, inovasi yang muncul dari perguruan tinggi ini merupakan ikhtiar baik yang harus diapresiasi," kata Muhammad Da'i.

Baca Juga: Pemerintah akan Bangun Kota Ramah HAM, Moeldoko: Human Rights City Sangatlah Relevan bagi Indonesia

"Apalagi, saat ini banyak dokter jadi korban karena memang dokter yang berisiko tinggi. Ketika robot ini bisa diperbanyak, bisa mengurangi risiko tersebut. Tentu kami juga menunggu inovasi lain yang dikembangkan untuk dunia kesehatan," imbuhnya.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah