Gangguan Mental Pascapemilu Ancam Penderita Komorbid, Termasuk Caleg Gagal Harus..

- 16 Februari 2024, 14:00 WIB
Gangguan Mental Pascapemilu Ancam Penderita Komorbid, Termasuk Caleg Gagal Harus..
Gangguan Mental Pascapemilu Ancam Penderita Komorbid, Termasuk Caleg Gagal Harus.. /Antara/



SABACIREBON- Gangguan mental pascapemilu dapat memperparah kondisi masyarakat yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Hal tersebut disampaikan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa dr. Ashwin Kandouw, Sp.KJ, di Jakarta, Selasa 13 Februari 2024.

“Iya, stres sekarang diyakini punya peran besar terhadap komorbid. Antara lain seperti jantung, stroke,” kata Ashwin melalui webinar yang diikuti secara daring.

Baca Juga: Di Cirebon, Hujan Sebentar di Titik-titik Ini Langsung Disergap Banjir

Ia menuturkan selain pola hidup yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, stres menjadi satu dari sekian banyak faktor karena dampaknya yang langsung mengenai bagian komorbid terkait.

Dirinya mencontohkan, semisal pada penderita penyakit jantung atau stroke. Menurutnya stres dapat mempengaruhi kondisi gangguan pada pembuluh darah.

Selain itu, lanjutnya, stres juga mampu mempengaruhi kadar asam lambung seseorang dan mempengaruhi kinerja lambung.

Baca Juga: Tiger Woods membuka The Genesis Invitational, Mengeluh tentang Kejang Punggung

Pria yang saat ini bekerja di Rumah Sakit Pondok Indah (RSPI) itu juga mengatakan stres akan mempengaruhi kondisi metabolik penderita diabetes.

Karenanya, Ashwin menyarankan kepada seluruh masyarakat untuk menikmati pesta demokrasi dengan cara yang menyenangkan dan lapang dada.

Terutama apabila calon yang terpilih tidak sesuai keinginannya, guna menghindari stres, harus disikapi legowo.

Baca Juga: Waspadai Cuaca Ekstrem: BMKG Berikan Peringatan Dini untuk Sejumlah Provinsi di Indonesia

Bila seseorang merasa mulai mengalami tanda-tanda stres, Ashwin menganjurkan untuk tidak terlalu banyak bermain media sosial. Tetapi tekuni hobi yang disukai hingga jalan-jalan untuk mengistirahatkan pikiran sejenak.

Sebaliknya, bila yang terkena gejala gangguan jiwa adalah orang terdekat, dia meminta setiap pihak untuk tidak langsung memberikan tuduhan agar tidak muncul perilaku self-defense (pertahanan diri) dari penderita.

Menurut dia, akan lebih efektif bila keluarga membantu penderita stres memahami penyebab terjadinya gejala dan memberikan saran seperti mengatur waktu kunjungan kepada ahli yang berkompeten untuk mendapatkan tatalaksana sesegera mungkin bila diperlukan.

Baca Juga: Ada Hubungannya dengan Pemilu, Khatib Jumat Diminta Kemenag Suarakan Pesan Persaudaraan

“Bukan mendesak dia mengakui gangguan jiwa, itu tidak perlu. Tapi, membuat dia menyadari bahwa dia menderita dan dia perlu pertolongan. Kalau dia menyadari bahwa 'iya saya tidak bisa tidur', nah itu harus ada yang bisa menolong,” kata Ashwin.

Dalam kesempatan itu Ashwin turut berpesan kepada masyarakat untuk menjaga kesehatan mental.***

Editor: Andik Arsawijaya

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x