Network
PR CIREBON - Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini tak bisa dipungkiri adalah bagiand dari Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP), sehingga ia meminta jajaran pengurus DPC PDIP Surabaya untuk meningkatkan perolehan kursi di DPRD setempat pada Pemilu 2024 minimal 50 persen.
Sebagai Ketua DPP PDIP, Risma mengatakan posisi PDIP yang kuat dapat membuat semua program bisa dilaksanakan untuk kepentingan warga yang lebih sejahtera.
"Saya bilang kepada Pak Adi (Ketua DPC PDIP Surabaya Adi Sutarwijono) jangan sampai turun, minimal 50 persen. Banteng tidak boleh stres, banteng itu nyeruduk," ungkap Tri Rismaharini dalam acara Rakercapsus PDIP terkait Pilkada Surabaya 2020 di Kantor DPD PDIP Jatim, Kota Surabaya pada Minggu, 20 September 2020.
Baca Juga: Kabar Baik Penerima Kuota Internet PJJ, Kemendikbud Beberkan Rincian Bagi Data dan Tanggal Kirim
Lebih lanjut, Risma menyebutkan dari 50 kursi di DPRD Surabaya, PDIP mendapat 15 kursi, sedangkan sisanya partai lain.
"Menurut saya, itu karena berjuangnya saat mau pertandingan saja," jelas Risma yang juga menjabat Wali Kota Surabaya ini, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.
Tak lupa, ia menyebut nama Sukadar yang merupakan pengurus PDIP Surabaya, tepatnya Risma menilai kesuksesan Sukadar membangun relasi dari jauh-jauh hari, hingga akhirnya menjadi anggota DPRD.
"Itu Cak Kadar, modal bangun pagi, sering menemani saya saat turun di lapangan, sekarang sudah jadi anggota dewan," paparnya.
Baca Juga: Bukan Kali Pertama Dentuman Heboh di Jakarta, BMKG Beberkan Hasil Monitoring dan Simpulkan Asalnya
Untuk itu, Risma menekankan kepada semua pengurus PDIP, mulai dari DPC, anak cabang, ranting, hingga anak ranting untuk sering turun ke lapangan menyapa masyarakat.
"Kalau tidak sekarang mengenalkan diri, pada Pemilu 2024, bisa kecolongan," tegas Risma.
Selain itu, Risma juga mengingatkan anggota DPRD Surabaya dari PDIP agar bisa mempertahankan kursi tersebut.
"Ayo ditambah kursinya. Kebangetan kalau tidak ditambah," katanya.
Baca Juga: Pilkada 2020 Hanya Ancam Nyawa Rakyat, Muhammadiyah: Covid-19 Mengkhawatirkan, Pertimbangkan Tunda
Apalagi, Risma menilai banyak programnya yang bisa digunakan orang lain untuk kampanye, sehingga ia mempersilakan dirinya dimanfaatkan untuk kepentingan kampanye.
"Di daerah lain, seperti Papua dan Aceh, saya diminta kampanye, masak di sini tidak ada yang memanfaatkan. Ayo manfaatkan saya. Saya tahu caranya kampanye," tandas Risma.***
