Network
PR CIREBON - Pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan, Emrus Sihombing mengaku heran dengan adanya penggiringan wacana negatif di ruang publik yang membicarakan pernyataan Ketua DPP PDIP, Puan Maharani.
Pasalnya, Emrus menilai orang yang tidak setuju dengan harapan Puan, menunjukkan pendapatnya lebih cenderung bernuansa politis dan pragmatis daripada substansi makna mendalam dari pernyataan Puan yang mengharapkan Sumatera Barat menjadi provinsi yang mendukung Pancasila.
"semoga Sumbar jadi pendukung negara Pancasila" demikian pernyataan Puan yang memicu polemik tersebut.
Baca Juga: Ridwan Kamil Bongkar Sosok Orang Bernama Anjay, Lengkap Dibuktikan dengan KTP dan KTM
Bila menelisik lebih jauh dengan menggunakan teori akal sehat, pernyataan Puan disebut tidak menyinggung perasaan etnis tertentu di Sumbar. Artinya, Sumbar yang dituju adalah provinsi, bukan etnis tertentu.
"Jika kita simak dengan teori akal sehat saja, ungkapan Puan sedikitpun tidak menyebut apalagi menyinggung (perasaan) suku atau etnis tertentu yang ada di Sumbar. Diksi yang ada pada kalimat tersebut yaitu 'Sumbar' sebagai nama provinsi yaitu Sumatera Barat. Bukan suku atau etnis tertentu," ungkap Emrus, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.
Lebih lanjut, Indonesia sendiri adalah negara kesatuan yang harus dimaknai mendalam. Tepatnya setiap provinsi adalah milik kita bersama, bukan seolah milik satu etnis atau suku tertentu.
Bahkan, bila etnis tersebut lebih dulu datang dan tinggal di provinsi tersebut dan boleh jadi lebih banyak jumlahnya.
Baca Juga: Rocky Gerung Kasihan Lihat Puan Maharani Bermasalah di Sumbar, Sudah Rusak Paket Kekuasan PDIP
Sedangkan berkaitan dengan masyarakat Sumbar, memang terdiri dari etnis yang sangat heterogen, bahkan hampir semua suku dari seluruh Tanah Air sudah ada di Sumbar atau setidaknya pernah tinggal di sana. .
