Firasat Beling Sekjen PDIP Soal Mulyadi Mudah Goyah di Pilgub Sumbar, Hasto: Hanya Ingin Populer

- 7 September 2020, 09:00 WIB
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Ist
Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: Ist /Ist/

PR CIREBON - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto, menyebut sudah punya firasat setajam beling sejak awal terkait balon Sumatera Barat, Mulyadi.

Lebih lanjut, ia menilai Mulyadi nampak tidak kokoh dalam bersikap sebagai pemimpin, sehingga tak heran mudah goyah dalam dialektika ideologi.

"Padahal, apa yang disampaikan oleh Mbak Puan merupakan suatu harapan agar Sumatera Barat jauh lebih baik," ungkap Hasto dalam keterangan tertulisnya pada Minggu, 06 September 2020.

Baca Juga: Tuntut Anies Baswedan Pertahankan Ganjil Genap, DPRD: Bukan Dihapus, Perbanyak Total Armada, Pak

Namun demikian, Hasto memahami sikap Mulyadi sebagai dampak tidak kokoh dari politik kekuasaan yang hanya ingin meraih popularitas.

"Bagi PDI Perjuangan, menjadi pemimpin itu harus kokoh dan sekuat batu karang ketika menghadapi terjangan ombak. Terlebih, ketika sudah menyangkut Pancasila," imbuhnya.

Bahkan, Hasto menegaskan komitmen PDIP terhadap Pancasila dan kemajuan Sumatera Barat tidak pernah surut, meski 10 tahun terakhir tampak ada sesuatu yang berbeda.

Baca Juga: Gagah Berkuda Datangi KPU Solo, Tikus Pithi: Bajo Bukan Calon Boneka, Jangan Cederai Urunan Kami

"Meski Pak Jokowi dan PDI Perjuangan kalah pada Pemilu 2014 dan 2019, kami tetap selalu mendorong Pak Jokowi untuk sering ke Sumatera Barat dan membangun Sumatera Barat tanpa kecuali. Apakah masyarakat Sumatera Barat akan berterima kasih? Itu nomor kesekian," jelas Hasto, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi.

Namun demikian, hal paling penting adalah sikap partai terhadap Sumatera Barat tidak berubah karena provinsi tersebut memiliki sumbangsih terhadap kepeloporan kemerdekaan Indonesia yang luar biasa.

Artinya, Presiden Jokowi dan kader PDI Perjuangan tetap wajib untuk terus mendukung kemajuan Sumatera Barat.

"Baik ada dukungan maupun tidak," tegas Hasto.

Baca Juga: Puan Maharani Didesak Klarifikasi Terkait Ucapannya, Rocky Chandra: Kita Sama Tahan Semua Emosi

Selain itu, ia menyebut PDIP sudah mengakui amat kagum dengan Sumbar, seperti bahasa Melayu tercatat sejak 1928 sudah digunakan oleh sebagian kecil masyarakat Nusantara. Hingga akhirnya, bahasa itu mampu diterima sebagai bahasa persatuan, bahasa nasional, dan diterima oleh semua suku bangsa menjadi bahasa persatuan Indonesia.

"Itu kan hebat. Hal itu terjadi karena kepeloporan tokoh nasional Sumatera Barat. Bahkan, makanan Padang diterima secara luas di seluruh Indonesia. Diterima secara terbuka dan masyarakat Indonesia menjadikannya sebagai makanan nasional. Kalau bahasa dan makanan sudah Go Nusantara, masak masukan dan harapan agar modal kultural kepeloporan Sumbar untuk lebih Pancasilais, direspons seperti itu," demikian Hasto menyebutkan kekagumannya akan Sumatera Barat.***

 

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x