Lebih lanju,t Arief yang juga Ketua Umum Serikat Pekerja (SP) BUMN Bersatu ini menduga, kerugian Pertamina bisa jadi akibat forward trading import crude dan BBM yang salah prediksi.
Buntut dari salah prediksi itu, nilai beli import crude oil dan BBM impor harganya di atas harga yang menurun di saat pandemi Covid-19.
Baca Juga: Mantan Penasihat KPK Bongkar Kesulitan Akses RUU Revisi hingga Masa Jabatan Dipangkas Tanpa Obrolan
"Banyak negara negara importir minyak didunia seperti Tiongkok, Eropa menurun pertumbuhan ekonomi yang berimbas pada turunnya permintaan minyak dunia yang berpengaruh pada harga minyak dunia," tambah Arief.
Kemudian berikutnya, pembangunan kilang pemurnian atau refinery oleh Pertamina yang tidak kunjung ada, juga menjadi masalah, apalagi pembangunan itu merupakan salah satu program andalan Presiden Jokowi sendiri.
"Nah yang paling tepat sekarang Pak Joko Widodo jangan salahkan manajemen Pertamina, tapi salahkan yang melakukan penempatan mereka di Pertamina dan sebelum kerugian Pertamina bertumpuk, copot semua direksi dan komisaris Pertamina," pungkas Arief.***