Deklarator KAMI Minta Pemerintah Terbitkan e-Rupiah, Gatot: Cetak Uang Hanya Tambah Beban Utang

- 19 Agustus 2020, 12:51 WIB
Gatot Nurmantyo dalam deklarasi KAMI. (Pikiran-rakyat/Facebook/Rocky Gerung TV)
Gatot Nurmantyo dalam deklarasi KAMI. (Pikiran-rakyat/Facebook/Rocky Gerung TV) /Pikiran-rakyat/Facebook/Rocky Gerung TV

PR CIREBON - Embusan tak terbayangkan datang dari Deklarator Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI), Jenderal TNI (Purn) Gatot Nurmantyo tiba-tiba menyarankan kepada pemerintah menerbitkan e-Rupiah, persis dikatakan dalam sambutan deklarasi KAMI di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat.

Tepatnya, Gatot mengatakan kondisi fiskal negara memerlukan injeksi keuangan ke dalam negeri untuk memberikan rangsangan pemulihan ke dunia usaha, setidaknya mencegah dunia usaha sekarat.

Hanya saja, Gatot menilai kebiasaan mencetak uang hanya akan memakai nilai rupiah, sekaligus menambah beban utang negara, sehingga transaksi e-Rupiah dapat menjadi solusi, bahkan sudah dipraktikkan di jalan tol.

Baca Juga: Rebutan Hadiah Kaveling Kalibata, Fahri Hamzah: Kalau Mau Didoakan Cepat Mati, Silahkan

"Tapi kita sadari, mencetak uang akan memakan nilai rupiah. Menambah utang akan menambah beban fiskal karena bunga dan cicilan. Lantas, bagaimana caranya tanpa menambah utang dan mencetak uang kita bisa hidup, mampu membiayai stimulus ekonomi negeri? Saran dari kami, perlu didiskusikan, pemerintah menerbitkan e-Rupiah. Hanya bisa transaksi antar e-Rupiah. Dengan demikian maka, kita semua sudah mempraktikkannya di jalan tol," papar Gatot.

Pemberlakuan transaksi e-Rupiah juga dapat menjadi peluang bagi Indonesia yang memiliki populasi ada 260 juta rakyat yang merupakan pasar domestik yang sangat kuat.

Dengan demikian, sumber daya alam dipakai untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri dan diolah lebih bernilai tambah, seiring dengan perpajakan yang juga harus adil.

Baca Juga: Deklarasi KAMI Hanya Dendam Politik, Karding: Lagu Lama yang Dinyanyikan Kembali

"Semakin besar untung, semakin tinggi tambahan bagi negara," tegas Gatot yang diapit oleh pemimpin Komite Khittah Nahdlatul Ulama 1926 Prof Rochmat Wahab dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Din Syamsuddin.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x