Netizen Berang Penghina Menkes Terawan Diberi Surat Somasi, YLBHI: Tunjukkan Sikap Antikritik

- 6 Agustus 2020, 08:42 WIB
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto.*
Menteri Kesehatan RI Terawan Agus Putranto.* /

PR CIREBON - Belum lama ini, seorang jurnalis Narasi TV Aqwam Fiazmi Hanifan menyebut Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto dengan kata-kata hinaan serupa anjing.

Tepatnya, Aqwam mengomentari informasi dari kantor berita Al Jazeera lewat @AJEnglish soal kemampuan seekor anjing di Jerman yang mampu mendeteksi orang yang terinfeksi Covid-19 dengan tingkat akurasi mencapai 94 persen.

"Anjing ini lebih berguna ketimbang Menteri Kesehatan kita," demikian bunyi cuitan Aqwam dalam akun Twitter pribadinya, @aqfiazfan.

Baca Juga: Hinakan Quran dengan Dirobek hingga Serpihan, Doni Irawan Tuai Vonis Hukuman Tiga Tahun Penjara

Bersamaan dengan itu, Menteri Kesehatan (Menkes), Terawan Agus Putranto baru saja berulang tahun pada Rabu, 05 Agustus 2020 dengan usia yang kini genap menginjak 56 tahun.

Sontak saja, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Kementerian Kesehatan, Widyawati menilai cuitan Aqwam itu jelas menghina Terawan, sehingga Widyawati segera menandatangani surat somasi kepada jurnalis Narasi TV tersebut..

"Kami menilai unggahan tersebut memuat unsur penghinaan dan atau pencemaran nama baik Menteri Kesehatan dan Kementerian Kesehatan sebagaimana yang dimaksud dalam pasal 27 ayat (3) Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik," bunyi surat tertanggal 3 Agustus 2020 yang diunggah akun @KemenkesRI.

Baca Juga: Malaysia Berang Diberitakan Perlakukan Buruk Buruh Migran Ilegal, Al Jazeera Dadakan Kena Geledah

Namun rupanya, surat somasi yang dikeluarkan Kemenkes langsung mendapat protes masyarakat selama dua hari terakhir ini.

Pasalnya, banyak warganet menyesalkan tindakan Kemenkes dalam menyikapi cuitan tersebut karena memang Kemenkes hanya lebih sigap mengurusi nama baik lembaganya ketimbang penanganan virus corona di Indonesia.

Lebih lanjut, Mereka pun meminta Kemenkes untuk fokus menangani pandemi virus corona (Covid-19) daripada mempermasalahkan dan mengancam para pihak yang mengkritik kinerja dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Berniat Telusuri Jejak Pencuri HP, Terungkap Usaha Pilu Ayah di Garut Agar Anak Bisa Belajar Daring

Dalam aksi protes netizen itu, nampak sejumlah aktivis dan publik figur mencuitkan kecewa atas langkah Kemenkes.

Mulai dari Penyanyi Sherina Munaf yang bersuara dalam aku Twitter resminya menyebut Kemenkes tak perlu agresif menyikapi cuitan seperti itu.

Kemudian berlanjut pada penulis buku, Okky Madasari juga mengkritik langkah Kemenkes. Bahkan, Okky menyebut langkah somasi Kemenkes membenarkan bahwa 'Anjing lebih berguna ketimbang Menteri Kesehatan kita.', sehingga ia pun menunggu permohonan maaf Terawan pada rakyat Indonesia.

Baca Juga: Pelajar Cilegon Kena Prank, Pemkot Putuskan Anulir Kebijakan Disdik Soal KBM Tatap Muka Bisa Digelar

Sebagai tanggapan atas kritikkan itu, Kemenkes menghapus unggahan foto surat somasi kepada Aqwam, meski belum merespons terkait alasan pihaknya menghapus ungggahan tersebut.

Sedangkan, Koalisi Masyarakat Sipil pun mendesak Kemenkes meminta maaf kepada publik setelah mengeluarkan surat peringatan kepada Aqwam, sekaligus mengecam langkah kementerian yang dipimpin Terawan tersebut sebagai sikap antikritik.

"Surat Kementerian Kesehatan menunjukkan sikap antikritik. Dalam masa sulit seperti Pandemi Covid-19 ini kritik sesungguhnya lebih diperlukan karena dapat memberikan info dan pengingat," ungkap Ketua YLBHI, Asfinawati dalam keterangan tertulis.

Baca Juga: Kabar Gembira Khusus yang Bergaji di Bawah Rp5 Juta, 13 Juta Pekerja Jadi Sasaran Bantuan Pemerintah

Lebih lanjut, Asfinawati menilai Terawan gagal mencegah penyebaran virus corona dan menyiapkan fasilitas kesehatan secara serius karena kasus Covid-19 terus melonjak.

Selain itu, Kemenkes yang dipimpin Terawan juga gagal memberikan perlindungan pada tenaga kesehatan sebagai garda terdepan, seperti memenuhi kecukupan APD, regular tes hingga kebijakan yang tepat untuk melandaikan penularan virus.

Lebih dari itu, Terawan juga dianggap tak andal hingga hari ini karena tak kunjung memenuhi target jumlah tes berbasis RT-PCR sesuai dengan anjuran WHO, yakni 1 orang/1.000 penduduk setiap minggu, hingga bulan kelima masa pandemi di Indonesia.

Baca Juga: BPS Tetapkan DKI Jakarta Jadi Provinsi Paling Demokratis, Sebut Kebebasan Berkeyakinan Sempurna

Bahkan, YLBHI juga menyebut kinerja Terawan kurang bagus lantaran anggaran kesehatan yang dialokasikan sebesar Rp87,55 triliun baru terserap sekitar 7 persen.

Untuk itu, YLBHI kembali meminta Presiden Joko Widodo untuk segera mengevaluasi kinerja Menkes Terawan tersebut.

"Kami meminta presiden mengevaluasi kinerja dari menteri kesehatan yang dianggap tidak menunjukkan kinerja yang memuaskan," tandas Asfinawati.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x