Tunjukan Sesal dengan Sujud 2 Kali, Tri Rismaharini: Saya Kerja Keras karena Tak Rela Warga Mati

- 30 Juni 2020, 06:34 WIB
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang duduk sujud dan menangis. Foto: ist
Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang duduk sujud dan menangis. Foto: ist /

PR CIREBON - Audiensi dengan sejumlah dokter dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) Jawa Timur berlangsung dengan suasana tak biasa di Balai Kota Surabaya pada Senin, 29 Juni 2020.

Pasalnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini tiba-tiba melakukan sujud dua kali di hadapan sejumlah dokter dalam audiensi tersebut.

Adapun tindakan mendadak Risma ini berawal dari adanya keluhan salah satu dokter di RSUD dr. Soetomo yang mengisahkan keadaan banyak rumah sakit yang selalu penuh dengan pasien Covid-19. Bahkan, mereka juga menyebut masih banyak warga Surabaya yang tidak menaati protokol kesehatan.

Baca Juga: Kinerja Menteri Memburuk, Presiden Jokowi: Demi Rakyat, Saya Siap Pertaruhkan Reputasi Politik

Saat itu, rasa menyesal menyelimuti dirinya, sehingga Risma pun mendekati dokter tersebut dan bersujud di dekat kakinya. Sambil tersedu, Risma menyatakan bahwa pihak Pemerintah Kota Surabaya tidak memiliki akses untuk berkomunikasi dengan RSUD dr. Soetomo yang berada di bawah kewenangan Pemprov Jawa Timur.

"Kami tidak bisa bantu ke sana Pak, padahal rumah sakit lain kami bisa," ungkap Risma.

Melansir dari Antara News, Risma pun menjelaskan bahwa sudah berusaha menjalin komunikasi yang baik dengan pihak RSUD dr. Soetomo. Hanya saja, tiap kali ia hendak mengirimkan bantuan alat pelindung diri (APD), pihak rumah sakit Dr Soetmo menolaknya.

Baca Juga: Kisah Bocah Cabe Rawit, Selamatkan Ibu yang Alami Kejang saat Mengemudi dengan Instruksi Jarak Jauh

Selama ini, Risma pun mengakui bahwa Pemerintah Kota Surabaya memang rutin memberikan bantuan, terutama APD ke rumah sakit-rumah sakit yang ada di Kota Surabaya.

Bahkan, tiap ada bantuan APD dari pihak swasta, ia sendiri yang mengatur pembagian APD tersebut, sehingga tidak menumpuk di Balai Kota Surabaya.

Dalam prosesnya, Risma tidak pandang bulu dalam menyebarkan bantuan APD ke tiap rumah sakit, sehingga hampir semua rumah sakit dituju, tetapi nyatanya RSUD dr. Soetomo justru menolak menerima bantuan tersebut.

Baca Juga: Jenazah Covid-19 Ikut Disorot Presiden dalam Ratas, Jokowi: Jangan Ada Lagi Perebutan Paksa

Selain itu, Risma juga menjelaskan bahwa selama pandemi Covid-19 ini sudah bekerja keras mati-matian, sehingga tidak perlu ada warga Kota Surabaya yang mati karena Covid-19 dan mati karena kelaparan.

"Kami ini sudah bekerja keras, berat. Apa dikira saya rela warga saya mati karena Covid-19 atau mati karena tidak bisa makan?. Pak, semalam saya dan Linmas sekitar pukul 03.00 WIB, masih ngurusi warga bukan Surabaya, warga bukan Surabaya aja kami masih urus, apalagi warga Kota Surabaya," katanya.

Sementara itu, Risma menilai bahwa persoalan kesehatan atau Covid-19 dengan persoalan ekonomi di Kota Surabaya harus berjalan seimbang.

Baca Juga: Berniat Usir Pengungsi Rohingya, Warga Aceh: Jika Pemerintah Tak Mampu, Biar Kami Saja yang Bantu

Namun yang terpenting kini protokol kesehatan harus selalu diutamakan, sehingga semua Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Surabaya terus menggelar operasi tiap harinya untuk memastikan warganya selalu disiplin menjaga protokol kesehatan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x