Indonesia Tuai Pujian usai Selamatkan 99 Pengungsi Rohingya, UNHCR: Harus Dicontoh Negara Lain

- 27 Juni 2020, 10:50 WIB
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh pada Kamis 25 Juni 2020.* /RAHMAD
Warga melakukan evakuasi paksa pengungsi etnis Rohingya dari kapal di pesisir pantai Lancok, Kecamatan Syantalira Bayu, Aceh Utara, Aceh pada Kamis 25 Juni 2020.* /RAHMAD /

PR CIREBON - Aksi kemanusiaan yang dilakukan nelayan Aceh menghasilkan pujian internasional yang berasal dari Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR).

Secara jelas, Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann mengapresiasi Pemerintah Indonesia atas pemberian izin pendaratan darurat bagi pengungsi Rohingya di Aceh Utara, setelah beberapa lama mereka berada di atas kapal.

"Penyelamatan jiwa harus selalu menjadi prioritas utama. Kami memuji pihak otoritas di Indonesia yang telah mengizinkan kelompok pria, wanita, dan anak yang rentan ini untuk mendapat keselamatan," ungkap Kepala Perwakilan UNHCR di Indonesia, Ann Maymann dalam sebuah pernyataan yang dikutip dari Antara News pada Jumat, 26 Juni 2020.

Baca Juga: Kalahkan Tiongkok dan AS, Jepang Tercatat Miliki Superkomputer Tercepat di Dunia

Adapun pujian UNHCR ini berawal dari konfirmasi kepolisian Aceh yang menyatakan nelayan Aceh bertindak lebih dulu untuk memberi bantuan penyelamatan terhadap para pengungsi Rohingya, berupa aksi memindahkan mereka ke kapal motor milik mereka. Pasalnya, kapal pengangkut barang yang sebelumnya ditumpangi para pengungsi telah mengalami kerusakan.

Dalam arti lain, kapal tersebut memang sempat merapat ke daratan tetapi penumpangnya belum diizinkan turun karena menunggu kebijakan otoritas setempat yang mempertimbangkan protokol penanganan Covid-19.

Pada akhirnya, para penumpang kapal berhasil dievakuasi ke daratan Pantai Lancuk di Kecamatan Syamtalira Bayu pada hari yang sama dengan keluarnya pernyataan perijinan dari Menlu.

Baca Juga: Buntuti Jejak Twitter, Facebook Bakal Labeli Konten Layak Diberitakan pada Postingan dan Iklan

Sedangkan dalam sejarahnya, Indonesia tercatat telah beberapa kali melakukan tindakan kemanusiaan terhadap pengungsi Rohingya, mulai dari 2015, 2018 dan 2020.

Bahkan di tengah situasi pandemi ini, Indonesia kembali memutuskan memberi bantuan kemanusiaan, meski melalui pertimbangan alot karena kewaspadaan akan virus corona.

Untuk itu, UNHCR menilai tindakan kemanusiaan Indonesia ini sudah seharusnya menjadi contoh negara lain.

Baca Juga: Pilih 'Walk Out' dari Panja RUU HIP, DPW Partai Demokrat: Kami Satu-satunya yang Menolak dari Awal

"Indonesia telah beberapa kali mengambil tindakan yang patut dijadikan contoh oleh negara lainnya di kawasan ini, setelah memberikan bantuan kemanusiaan dan penyelamatan jiwa bagi orang-orang Rohingya di kapal Aceh pada 2015 dan 2018," tutur Ann Maymann merujuk pada jejak sejarah kemanusiaan Indonesia.

Lebih lanjut, UNHCR menyebut bahwa situasi pandemi membuat negara-negara membatasi mobilitas di pintu masuk wilayahnya, tetapi hal itu sebenarnya dapat diatur sedemikian rupa agar tetap memperhitungkan hak asasi pengungsi.

"UNHCR siap mendukung Pemerintah Indonesia dalam menyediakan bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan dan cara-cara karantina yang baik selama hari-hari mendatang sesuai standar internasional dan protokol kesehatan publik," jelas Ann Maymann.

Baca Juga: Jadi Sorotan Media Asing, Masker 'Wajah Orang' Buatan Indonesia Bak Humor Segar di Tengah Pandemi

Di sisi lain, jumlah pengungsi Rohingya telah diralat, sebelumnya Kemlu RI melaporkan sebanyak 94 orang, yakni 49 perempuan, 15 laki-laki, dan 30 anak-anak.

Namun menurut data termutakhir dari UNHCR, jumlah keseluruhan pengungsi Rohingya mencapai 99 orang, terdiri dari 48 perempuan, 17 laki-laki, serta 34 anak-anak.

Sementara itu, Malaysia menyatakan tidak bisa lagi menerima pengungsi Muslim Rohingya dari Myanmar karena kesulitan ekonomi dan sumber daya yang semakin menipis akibat pandemi virus corona.

Baca Juga: Tolak RUU HIP, Ketum Demokrat: Monopoli Tafsir Pancasila Hanya akan Disalahgunakan

"Kami tidak bisa lagi menampung lebih banyak (pengungsi) karena sumber daya dan kapasitas kami sudah menipis, dan diperparah oleh pandemi COVID-19," jelas Perdana Menteri Malaysia, Muhyiddin Yassin mengakhiri pernyataan.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x