Seorang prajurit anggota gerombolan yang melihatnya lantas memberikan sikap hormat namun dicueki sang Jenderal yang lantas berdoa.
Hal ini rupanya membuat sang prajurit kesal dan lantas memukul lalu menembak Panjaitan yang sedang berdoa.
Baca Juga: Inilah Alasan Laki laki Lebih Rentan Terserang Penyakit Jantung dari pada Perempuan
Tembakan dari jarak dekat tersebut menembus kepala dan menewaskan Panjaitan. Darahnya membanjir dan sebagian isi otaknya tercecer di lantai garasi.
Dengan dingin, para gerombolan tersebut lantas melemparkan jenazah Jenderal Panjaitan ke atas bak truk yang membawanya ke Lubang Buaya.
Sebuah kejadian yang amat meninggalkan trauma dalam benak Catherine yang membutuhkan waktu 20 tahun untuk melupakan trauma kesedihannya tersebut.
Baca Juga: Terungkap Kecelakaan di Tol 86 Persen Akibat Faktor Ini, ASTRA Tol Cipali Gelar Safety Campaign
Ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana ayahnya ditembak dengan brutal.
Bahkan ia menangis histeris sembari membasuh darah ayahnya ke wajah dan dadanya.***