Harga BBM Pertalite Naik Rp11 Ribu Demi Menjaga Keuangan Pertamina? Direktur EWI Merespon Ini

- 29 Oktober 2021, 21:10 WIB
Atas rencana Pertamina ingin membuat harga Pertalite naik demi menjaga keuangan dari rugi, begini respon Direktur EWI.
Atas rencana Pertamina ingin membuat harga Pertalite naik demi menjaga keuangan dari rugi, begini respon Direktur EWI. /Antara/

PR CIREBON - PT Pertamina terus mengalami rugi dalam penjualan BBM jenis Premium dan Pertalite.

Pertamina menahan rugi dengan membuat harga jual BBM di bawah harga BBM milik asing, dan itu berlaku pada Pertalite serta Premium.

Namun atas dampak rugi itu, Pemerintah sendiri secara bertahap akan menarik BBM jenis Premium dari pasaran dan secara menyeluruh digantikan oleh Pertalite.

Seperti yang diberitakan sebelumnya oleh PikiranRakyat-Cirebon.com, Direktur Pembinaan Usaha Hilir Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih menyatakan kalau pemerintah berkomitmen memiliki BBM yang ramah lingkungan.

“Premium ini hanya tujuh negara loh yang pakai, dan kita berkomitmen untuk memperbaiki kondisi lingkungan, terkait Premium ini kemungkinan kedepan akan digantikan oleh Pertalite,” ucap Soerjaningsih.

Baca Juga: Intip Zodiak Besok, Sabtu 30 Oktober 2021: Leo, Virgo, Libra, dan Scorpio Ada yang Rindu Suasana Rumah

Meski begitu, harga Pertalite saat ini juga tetap akan berdampak buruk kepada keuangan BUMN terkhususnya Pertamina dan bisa berpotensi merugi besar.

Hal ini berkaitan pada harga asli Pertalite yang cukup berbeda jauh  dengan harga yang ada di pasaran yakni sebesar Rp7.650.

“Secara normal harga Pertalite sudah berada diatas Rp11 ribu, harga keekonomian,” kata Soerjaningsih.

Baca Juga: Mark Zuckerberg Ingin Rebranding Perusahaan, Meta Jadi Nama Baru Pengganti Facebook

Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahaean menilai harga Pertalite harus dinaikkan

“Harga Pertalite harus dinaikkan. Apalagi harga jual BBM Pertamina masih berada di bawah harga BBM milik asing, jika tidak bisa berdampak buruk karena memukul keuangan Pertamina,” ujar Ferdinand yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antaranews.

Dia juga menambahkan, ketika Pertamina merugi artinya penambahan kontribusinya ke kas negara dan masyarakat akan menurun.

Ferdinand mengingatkan kalau pada tahun lalu Pertamina menyumbang hampir Rp200 triliun kepada keuangan negara.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Hari Pahlawan 2021, Cocok sebagai Status Medsos Terbarumu

Di samping itu, di situasi pandemi peran Pertamina  juga sangat besar. Mulai dari membangun rumah sakit sampai penyaluran oksigen medis.

Penjualan Pertalite selama ini terus ditanggung Pertamina disamping biaya produksinya yang sangat tinggi.

Pertalite justru dijual dengan selisih yang cukup besar yakni, mencapai Rp3.350 per liter.

“Keuangan mereka akan tergerus untuk menutupi kerugian-kerugian yang terjadi akibat penjualan BBM yang tidak sesuai dengan harga keekonomiannya,”  kata Ferdinand.

Baca Juga: Beckham Putra Genap Berusia 20 Tahun, Ini Harapan Striker Muda Persib di Hari Ulang Tahunnya

Karena alasan tersebut, Ferdinand berharap  untuk mempertimbangkan kenaikan harga BBM.

“Jadi saya pikir harus dipertimbangkan untuk menaikkan harga BBM, apakah sesuai  harga keekonomian (Rp11 ribu) atau mendekati, tetapi momennya harus tepat,” ucap Ferdinand.

Tidak sampai disitu, Ferdinand juga menekankan kalau BBM lain seperti Solar, Pertamax, dan Pertamax Turbo di pasaran Pertamina juga masih di bawah harga sepatutnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x