Inilah 2 Pelajaran Penting untuk Pemerintahan Indonesia dari Peristiwa Tenggelamnya KRI Nanggala 402

- 25 Mei 2021, 13:00 WIB
Ilustrasi kapal selam KRI Nanggala-402//Dosen Jurusan Hubungan Internasional Binus University Tangguh Chairil menuliskan soal pembelajaran dari peristiwa KRI Nanggala 402.
Ilustrasi kapal selam KRI Nanggala-402//Dosen Jurusan Hubungan Internasional Binus University Tangguh Chairil menuliskan soal pembelajaran dari peristiwa KRI Nanggala 402. /Dok. Hallo Media/M. Rifa'i Azhari

Kemudian, adanya peningkatan kemampuan perang anti kapal selam pada kapal perang dan pesawat militer, yang dapat digunakan untuk menemukan dan melacak kapal selam yang hilang.

"Indonesia saat ini tidak memiliki kapal penyelamat kapal selam maupun DSRV," tutur Chairil.

Terdapat beberapa negara di Asia Tenggara yang memiliki kapal penyelamat kapal selam, yaitu Malaysia dan Singapura. 

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta, 25 Mei 2021: Mimpi Buruk Bagi Aries, hingga Hal Negatif Gemini akan Terlihat

Dua negara tetangga Indonesia itu, mengerahkan kapal mereka yaitu MV Mega Bakti dan MV Swift Rescue, untuk membantu pencarian Nanggala pada beberapa waktu silam.

Selain itu, menurut Chairil, pesawat patroli maritim Indonesia juga memiliki kemampuan antikapal selam yang terbatas. 

Hal ini, merupakan masalah yang masih perlu diselesaikan oleh TNI-AL.

Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta, Selasa 25 Mei 2021: Libra Butuh Sedikit Bumbu, Sagitarius Percayalah pada Intuisimu!

Kemudian, Penerbangan Angkatan Laut (Penerbal) juga tidak memiliki skuadron anti kapal selam sebelum memperoleh helikopter AS565MBe Panther untuk Skuadron Udara 100 pada 2015.

Oleh karena itu, Indonesia perlu mengejar ketertinggalan teknologi terkini dalam pencarian dan penyelamatan kapal selam untuk mempersiapkan kejadian terburuk pada masa depan.

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah