Tangguh Chairil menjelaskan bahwa KRI Nanggala 402 adalah salah satu dari dua kapal selam kelas Cakra milik Indonesia, yang dikembangkan oleh perusahaan pembuat kapal Jerman, Howaldtswerke-Deutsche Werft (HDW), pada 1977.
TNI Angkatan Laut mengoperasikan kapal selam tersebut sejak 1981, maka kapal selam tersebut telah beroperasi selama 40 tahun.
Baca Juga: Ahmadinejad Kembali Mencalonkan Diri sebagai Presiden Iran, Apa Tanggapan Israel?
Tangguh Chairil berpendapat, pemerintah Indonesia harus mempertimbangkan berbagai pelajaran secara aktif dalam perencanaan pertahanan masa depan.
Hal itu, untuk mengurangi kemungkinan serta mempersiapkan antisipasi kecelakaan pada masa depan.
Berikut dua pelajaran utama terhadap peristiwa tenggelam KRI Nanggala 402 yang dituliskan oleh Dosen Hubungan Internasional Tangguh Chairil:
1. Bersiap untuk yang terburuk
Sejak 2015, terdapat 18 kecelakaan alutsista Indonesia yang melibatkan lima pesawat, lima helikopter, enam kapal perang, satu artileri, dan satu kendaraan tempur.
Kecelakaan tersebut tidak hanya memakan korban militer, terlebih juga terhadap 86 nyawa warga sipil.