Sebelum Insiden Tenggelam, Komandan KRI Nanggala 402 Heri Oktavian Mengeluh: Overhaul Ditunda-tunda

- 29 April 2021, 10:12 WIB
Komandan KRI Naggala 402 disebut sempat mengeluhkan overhaul yang ditunda, sebelum insiden tenggelam.*
Komandan KRI Naggala 402 disebut sempat mengeluhkan overhaul yang ditunda, sebelum insiden tenggelam.* /Instagram/@tni_angkatan_laut

PR CIREBON – Insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 menyisakan kesedihan bagi masyarakat Indonesia, khususnya keluarga dan TNI AL.

Tak hanya itu, muncul pertanyaan terkait kondisi Alutsista Indonesia yang sangat kurang dan sudah tidak layak pakai.

Sebelum insiden KRI Nanggala 402 terjadi, Komandan KRI Nanggala 402 Letkol Heri Oktavian pernah mencetuskan kondisi kapal yang tak layak.

Baca Juga: Lirik Lagu I'm Always by Your Side - John Park (OST Vincenzo Part 6) dan Terjemahan Bahasa Indonesia

Hal itu ia ungkapkan kepada temannya, Edna C. Pattisina, seorang jurnalis Harian Kompas.

Edna C. Pattisina menerangkan curhatan sang komandan beberapa waktu silam kepada Najwa Shihab dalam video yang diunggah di Youtube Najwa Shihab pada Kamis, 29 April 2021.

Edna menyebutkan, ia dan Heri Oktavian hanya sempat bertemu tatap muka dua kali, yaitu pada tahun 2011 dan 2015.

Baca Juga: 5 Hal Berbahaya Tidur Setelah Sahur, Salah Satunya Memicu GERD

Ia dan sang komandan beberapa kali terlibat diskusi mengenai kondisi pertahanan Indonesia, khususnya kapal selam.

“Ketika diskusi saya tahu dia ingin yang terbaik untuk TNI AL,” ujar Edna.

Heri Oktavian sempat mengungkapkan padanya bahwa kapal selam yang ia operasikan sudah tua dan sebenarnya tak layak beroperasi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Kartu Tarot 29 April 2021: Aries sedang Kesulitan hingga Pisces yang Beruntung

Diketahui bahwa KRI Nanggala dibuat di Jerman pada tahun 1979. Kemudian Indonesia membelinya dan datang pada 1981.

Heri Oktavian juga sempat menyinggung langkah Kemenhan yang terus menunda-nunda overhaul atau pemeriksaan terhadap KRI Nanggala 402.

Dibanding melakukan overhaul, pemerintah malah berencana untuk membeli kapal selam bekas.

Baca Juga: Pemain Drakor Mouse Cheon Jeong Ha Dikabarkan Meninggal Dunia

Tentunya hal tersebut sempat ditentang dan disayangkan oleh sang komandan.

“Mas Heri sebagai user pengen kapal selam yang baru karena sudah beberapa kali trauma pakai kapal yang bekas,” kata Edna pada Najwa Shihab.

Edna melanjutkan, ia pun tahu bahwa memesan alutsista baru membutuhkan waktu beberapa tahun untuk bisa sampai.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Kepala Daerah Tingkatkan Waspada Terhadap Lonjakan Covid-19

Selama menunggu alutsista yang baru, pemerintah malah menggagas untuk membeli alutsista bekas sebagai pengganti sambil menunggu yang baru.

Namun hal itu bisa bentrok dengan anggaran yang tersedia. Diketahui anggaran yang dialokasikan untuk membeli alutsista tidak cukup untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia secara utuh.

Pengamat Militer Ketua Badan Pengurus Centra Initiative pun mengungkapkan bahwa pada 2007 sudah ada rencana overhaul KRI Nanggala 402.

Baca Juga: Tertangkap Basah Positif Narkoba, 4 Pejabat Pemkot Makassar Terancam Dicopot Jabatan

Namun diundur hingga baru berhasil dilaksanakan pada 2012 di Korea Selatan.

Pada waktu 2007, usia KRI Nanggala 402 sudah 26 tahun, di mana dalam peraturan disebutkan bahwa usia kapal yang di atas 25 tahun dinyatakan tidak layak pakai.

Permasalahan mengenai overhaul yang ditunda-tunda ini akhirnya diduga menjadi salah satu penyebab akumulatif tenggelamnya KRI Nanggala 402.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: YouTube Najwa Shihab


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah