Menurut Fadli Zon, seorang komisaris mestinya dibekali dengan ‘attitude’ sebagai pejabat publik, sehingga tidak bisa sembarangan berbicara dan bertingkah di depan umum.
“Itu sebabnya, komisaris BUMN mestinya direkrut dari kalangan profesional, birokrat, atau orang-orang yang kompetensinya jelas, bukan direkrut dari kalangan ‘buzzer’,” sambungnya.
Ia menyayangkan tatkala PT Pelni menjadi objek perhatian publik bukan karena prestasi atau capaiannya, melainkan karena ada komisarisnya yang mengidap Islamophobia.
Sikap fobia terhadap Islam, jelasnya, biasanya diidap oleh orang-orang yang kemampuan literasinya miskin dan dangkal.
Baca Juga: Ramalan Horoskop Cinta Mingguan, 12-18 April 2021: Libra Ucapkan Hal yang Sulit
“Dia tidak memahami ajaran Islam, atau dia tidak mengenal umat Islam dengan baik. Akibat dangkalnya pemahaman tersebut, dia jadi gampang memberikan stigma. Menurut saya, sangat berbahaya jika BUMN dihuni oleh pejabat-pejabat yang dangkal pemahaman kemasyarakatannya semacam itu,” ujar Fadli Zon.