PR CIREBON – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat bahwa dari tanggal 1 hingga 23 Januari 2021, terdapat 197 bencana terjadi di Indonesia.
Menurut BNPB, bencana alam yang paling banyak terjadi adalah banjir, disusul puting beliung dan tanah longsor.
Bencana itu menimbulkan dampak dan membuat sekitar 1,9 juta orang mengungsi, 184 jiwa meninggal dunia, 9 jiwa hilang dan 2.777 jiwa terkena luka-luka.
Baca Juga: Mengenaskan, Gadis Berusia 10 Tahun Meninggal Dunia Gara-gara Lakukan Blackout Challenge di TikTok
Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari akun Twitter resmi @BNPB_Indonesia, bencana alam tersebut menyebabkan sebanyak 1.902 rumah warga rusak, dan 53 fasilitas rusak.
Bencana banjir terjadi sebanyak 134 kali, tanah longsor 31 kali, dan puting beliung sebanyak 24 kali. Selain itu, gempa terjadi sebanyak 3 kali dan gelombang pasang sebanyak 5 kali.
Dibandingkan dengan periode yang sama pada Januari 2020, bencana yang terjadi lebih banyak yakni 297 bencana saat itu.
Baca Juga: Simak! Berikut 4 Cara Cek Suhu Tubuh Tanpa Termometer
Update sebaran kejadian bencana alam di Indonesia periode 1 - 23 Januari 2021.#InfografisBencana #InfoBencanaBNPB #PusdatinkomBNPB pic.twitter.com/gx5p6hmZzR— BNPB Indonesia (@BNPB_Indonesia) January 23, 2021
Baca Juga: Sejumlah Dokter di Inggris Minta Jangka Waktu Penyuntikan Dosis Vaksin Covid-19 Dapat Dipercepat
Yang menjadi sorotan saat itu adalah banjir di kawasan Jakarta dan sekitarnya.
Namun di sisi lain, bencana awal tahun ini lebih banyak merenggut nyawa dibandingkan sejumlah bencana di Januari 2020 yang menewaskan 91 orang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan skenario terburuk di mana fenomena iklim terjadi bersamaan dengan puncak musim hujan.
Baca Juga: Stefano Cugurra: Semoga Vaksinasi Itu Benar Menjadi Solusi
Kondisi ini dapat berdampak pada cuaca di wilayah Indonesia sehingga perlu diwaspadai peningkatan potensi bencana hidrometeorologi atau bencana yang terjadi sebagai dampak dari fenomena alam.
"Sejak Oktober 2020, BMKG memberikan peringatan dini potensi terjadinya kondisi ekstrem terkait cuaca akibat adanya berbagai fenomena yang dikhawatirkan akan terjadi bersamaan dengan musim hujan," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara.
BMKG memprakirakan sejumlah daerah perlu mewaspadai potensi cuaca ekstrem dan adanya potensi banjir dalam beberapa hari ke depan.
Baca Juga: Sama-sama Miliki Kandungan Antioksidan, 3 Bahan Ini Sering Dipakai untuk Perawatan Kulit
Menurut BMKG, hujan ekstrem tersebut sangat berpotensi menimbulkan dampak bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, juga tanah longsor.
Bencana itu dapat membahayakan publik, belum lagi hujan lebat disertai kilat dan petir serta gelombang tinggi yang membahayakan pelayaran dan penerbangan.***