Bupati Sleman Dinyatakan Positif Covid-19 Usai Disuntik Vaksin Sinovac, Kemenkes Beri Penjelasannya

- 23 Januari 2021, 17:30 WIB
Bupati Sleman Sri Purnomo dinyatakan positif Covid-19, pihak Kemenkes beri penjelasan.*
Bupati Sleman Sri Purnomo dinyatakan positif Covid-19, pihak Kemenkes beri penjelasan.* /Foto: Instagram @sripurnomosp

PR CIREBON – Bupati Sleman Sri Purnomo dikabarkan terkonfirmasi positif Covid-19 usai mendapatkan suntikan pertama vaksin produksi Sinovac. 

Terkait dengan kabar Bupati Sleman Sri Purnomo yang terkonfirmasi positif Covid-19 meski sudah mendapat suntikan vaksin dikomentari Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes).

Kemenkes memaparkan bahwa ada kemungkinan ketika dilakukan vaksinasi, Bupati Sleman Sri Purnomo sudah berada dalam masa inkubasi Covid-19.

Baca Juga: Bayi Usia 4 Bulan di Gorontalo Dicekoki Miras Oleh Pamannya, Polisi Kini Tetapkan Pelaku Jadi Tersangka

Sri Purnomo sendiri telah melakukan vaksinasi Covid-19 untuk suntikan dosis pertama pada tanggal 14 Januari 2021 yang lalu.

Akan tetapi, sampai saat ini belum mendapatkan suntikan yang kedua.

Kemenkes mengatakan bahwa vaksin Sinovac sendiri merupakan vaksin yang berisi virus mati atau inactivated, jadi hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.

Baca Juga: Pasca Tamrin Tamagola Beri Klarifikasi, Husin Shihab Ancam Pandji Dilaporkan Jika Tak Minta Maaf

“Jika melihat rentang waktu dari bapak bupati maka sangat mungkin pada saat bapak bupati divaksinasi beliau ini berada dalam masa inkubasi Covid-19 di mana tentunya sudah terpapar virus Covid-19 tapi tidak menunjukkan gejala,” kata dr Siti Nadia Tarmidzi, MPH Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan yang dikutip Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Laman resmi Kemenkes RI.

“Secara alamiah waktu antara terpapar virus dan munculnya gejala atau load virus itu adalah sedang tinggi-tingginya sekitar pada 5 sampai dengan 6 hari,” jelasnya.

“Hal ini adalah waktu yang pas karena beliau divaksinasi pada tanggal 14 Januari sementara hasil pemeriksaan swab beliau positif di tangangal 20 Januari,” tambah dr. Nadia.

Baca Juga: Terkait Vaksinasi Covid-19, Menkes Budi Gunadi Sadikin Ucap Tak Percaya pada Data Kementerian Kesehatan

Terkait proses vaksinasi tersebut, vaksinasi Covid-19, tutur Kemenkes menjelaskan, membutuhkan dua kali dosis penyuntikkan.

Pada penyuntikkan dosis yang pertama bertujuan untuk memicu respons kekebalan awal yang kemudian akan dilanjutkan dengan suntikkan dosis yang kedua untuk menguatkan respons imun yang telah terbentuk.

Hal tersebut dapat memicu respons antibodi yang lebih cepat dan lebih efektif di waktu yang akan datang.

Baca Juga: Bandingkan Aksi Penangkapan Perampok di Ciamis dengan Peristiwa Km 50, Rocky Gerung: Tau Dah Puyeng Gue

Pada penyuntikkan dosis yang kedua juga bertujuan sebagai booster untuk membentuk antibodi secara optimal dan imunitas yang kuat dari virus.

“Antibodi dan imunitas tersebut baru akan terbentuk secara baik setelah 3 minggu suntikkan kedua,” ujar dr. Nadia.

“Untuk itu perlu dipahami bersama meskipun kita sudah divaksinasi Covid-19 masih ada risiko terpapar virus Covid-19, namun tentunya diharapkan vaksin ini akan dapat mengurangi kemungkinan sakit,” sambungnya.

Baca Juga: Geram dengan Nadiem Makarim Soal Belajar Tatap Muka, Ferdinand Hutahaean: Kapan Sih Menteri Ini Diganti?

dr. Nadia mengatakan bahwa program pemberian vaksinasi dari Kemenkes akan tetap dilakukan seperti yang telah ditargetkan untuk seluruh masyarakat Indonesia.

Hal ini dimaksudkan agar imun dan antibodi masyarakat menjadi kuat untuk menangkal virus-virus yang masuk ke dalam tubuh.

Tak hanya itu, ia juga berpesan bahwa baik ada maupun tidak adanya vaksin, seluruh masyarakat masih punya kewajiban untuk menjalankan protokol kesehatan.

Baca Juga: Sebut Penyataan Pandji Soal NU dan Muhammadiyah Jahat, Gun Romli: Ada Kesengajaan

Masyarakat tetap harus menjaga diri juga masih butuh waktu bersama-sama bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk bisa mencapai kekebalan kelompok (herd immunity).

Sehingga upaya 3M (menjaga jaral, mencuci tangan pakai sabun, memakai masker) dan 3T (Tracing, Testing, Treatment), serta vaksinasi harus tetap dijalankan secara bersamaan.

“Kami ingin menyampaikan bahwa kami turut prihatin dengan Bupati Sleman yang saat ini Bapak Sri Purnomo yang dinyatakan diketahui positif Covid-19,” terang dr. Nadia.

“Kami sampaikan kondisi beliau saat ini baik dan tidak menunjukkan gejala apapun. Beliau saat ini hampir berusia 60 tahun dan beliau sedang melakukan isolasi Mandiri di rumah dinas,” pungkasnya.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: Kemenkes


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah