PR CIREBON – Sebanyak empat korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air nomor penerbangan SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu teridentifikasi dengan pencocokan sidik jari.
Sedangkan untuk penggunaan sampel DNA memerlukan waktu yang lama, yakni sekitar 1-2 minggu
"Penggunaan DNA nanti merupakan jalan terakhir yang digunakan oleh tim DVI untuk mengidentifikasi korban," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Rusdi Hartono.
Baca Juga: Hasil Riset Menunjukkan Penjualan Gadget Melonjak pada 2020, Sebut Tren Pengguanaan PC Lebih Laku
Yang disampaikannya di RS Kepolisian Indonesia dr Soekanto, Jakarta pada Selasa, 12 Januari 2021.
Secara terpisah, Kepala Pusat Inafis Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Hudi Suryanto, juga mengungkapkan bahwa mengidentifikasi jenazah paling cepat dengan sidik jari.
Karena itulah apabila dimungkinkan, metode itu yang lebih dulu digunakan.
Baca Juga: Soal Data Penerima BST Silakan Menyampaikan, Riza Patria Tegaskan Uangnya untuk Beli Sembako
Jika hasil tes DNA keluar nanti dengan hasil yang sama dengan pencocokan sidik jari, katanya, semakin menguatkan identifikasi jenazah yang dilakukan.
Sementara dalam pencocokan sidik jari jenazah dan data KTP elektronik.
Dia mengatakan mereka juga merekonsiliasi dengan mencocokan properti yang dibawa korban maupun data ante mortem lain.
Baca Juga: 70 Ribu Akun yang Sebarkan Teori QAnon Diblokir Twitter, Sebut Mengandung Upaya Hasutan Kekerasan
Hingga Selasa kemarin, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Rumah Sakit Polri Kramat Jati, Jakarta, menerima 111 sampel DNA dari keluarga penumpang pesawat Sriwijaya.
Dari sebanyak itu, belum semua sampel DNA dari keluarga korban terkumpul.
"Jadi satu korban bisa punya dua sampel DNA jadi jumlahnya cukup banyak"
Baca Juga: Bicara Calon Kapolri, Ahmad Sadeli Karim: Presiden Harus Mendengar Aspirasi Rakyat
"Semakin banyak semakin baik nanti digunakan tim DVI untuk identifikasi terakhir," ujar Rusdi Hartono, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.
Untuk itu, keluarga korban kecelakaan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 diharapkan dapat menyerahkan sampel DNA untuk membantu tim DVI mengidentifikasi jenazah korban.
Rusdi Hartono mengatakan, semakin banyak data yang disampaikan kepada RS Polri, baik itu DNA, sidik jari atau pun data-data lain, akan semakin memudahkan identifikasi.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kota Cirebon Naik, Pemda Keluarkan Surat Edaran Penundaan Pembelajaran Tatap Muka
Pada Selasa kemarin, sebanyak tiga korban kembali teridentifikasi dari empat kantong jenazah yang diterima RS Polri.
Seperti co-pilot Fadly Satrianto dan dua penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 bernama Khazanah dan Ash Habul Yamin.
Korban teridentifikasi dari sidik jari yang dicocokkan dengan data dari e-KTP.
Baca Juga: Kabar Gembira, BLT PKH Khusus untuk Anak Sekolah Kembali Cair di 2021, Simak Syarat dan Ketentuan
Sehari sebelumnya jenazah seorang kru pesawat bernama Okky Bisma pun teridentifikasi dari sidik jari.***