Boeing Company dan NTSB AS Ikut Bantu Penyelidikan Jatuhnya Sriwijaya Air SJ 182

- 10 Januari 2021, 20:12 WIB
Proses pencarian pesawat Sriwijaya Air.
Proses pencarian pesawat Sriwijaya Air. /Pikiran Rakyat/Aldiro Syahrian Lubis

Penerbangan AirAsia 8501 yang jatuh pada akhir tahun 2014 sedang dalam perjalanan ke Singapura dari Surabaya.

Baca Juga: Update Terkini Pencarian Sriwijaya Air SJ 182: Temuan 5 Jenazah hingga 18 Relawan Diterjunkan

Pada 29 Oktober 2018, Boeing 737 Max yang diterbangkan oleh Lion Air jatuh ke Laut Jawa 13 menit setelah lepas landas, menewaskan 189 penumpang dan awak.

Itu adalah kecelakaan pesawat paling mematikan kedua di Indonesia setelah Garuda Flight 152.

Pandemi virus corona juga telah menjadi penyebab yang mempersulit penerbangan karena pilot tidak mendapatkan cukup kesempatan untuk terbang karena maskapai penerbangan telah melarang penerbangan dan mengurangi operasi karena penurunan permintaan.

Baca Juga: Longsor di Cihanjuang Makan Korban Jiwa, Petugas Pendata Tewas Tertimbun Longsoran

Insiden yang menimpa Sriwijaya Air kemarin juga disebutkan telah memberikan gejolak bagi Boeing Company.

Periode penuh gejolak bagi Boeing, yang hanya pada November 737 Max-nya diizinkan terbang lagi oleh Administrasi Penerbangan Federal AS, mengakhiri landasan terpanjang sebuah pesawat jet dalam sejarah AS.

Sriwijaya Air didirikan pada November 2003. Armadanya terdiri dari keluarga jet Boeing 737 dan ATR 72-600 turboprop.

Baca Juga: Keluarga Kopilot Pesawat Sriwijaya Air Datangi Posko Ante Mortem: Kami Percaya Diego Selamat

Halaman:

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Bloomberg


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x