Kominfo Bantah Vaksin Sinovac yang Dikabarkan Hanya Untuk Kelinci Percobaan, Berikut Penjelasannya

- 4 Januari 2021, 16:05 WIB
Tangkapan layar pesan hoaks yang menyebutkan vaksin Sinovac tidak halal, mengandung boraks, dan hanya untuk kelinci percobaan. (Whatsapp)
Tangkapan layar pesan hoaks yang menyebutkan vaksin Sinovac tidak halal, mengandung boraks, dan hanya untuk kelinci percobaan. (Whatsapp) /ANTARA

PR CIREBON - Baru-baru ini dikabarkan vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan, setelah Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 mengirimkan pesan kepada kelompok prioritas tentang program vaksinasi Covid-19 gratis.

Kabar munculnya vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan ini berasal dari percakapan aplikasi Whatsapp.

Di mana dalampesan itu disebut vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan dan tidak halal, karena berasal dari jaringan kera hijau Afrika.

Baca Juga: Kasus Chat Asusila dan Foto Tak Senonoh HRS dan Firza, Mahfud Md: Soal Isi Chat Saya Tak Ingin Tahu

"Coba perhatikan kemasan Vaksin Sinovac Covid-19 yang akan di suntikkan kepada warga. Jelas bertuliskan "Only for clinical trial" (Hanya untuk uji coba klinis alias untuk kelinci percobaan).

Dan perhatikan "Composition and Description" Yaitu berasal dari Vero Cell atau berasal dari jaringan Kera hijau Afrika (Jelas tidak halal), kemudian mengandung Virus hidup yang dilemahkan, dan mengandung bahan dasar berbahaya (Boraks, formaline, aluminium, merkuri, dll).

Belum lagi yang tidak tertulis pada kemasan yaitu tidak ada jaminan tidak tertular penyakit setelah di vaksin dan tidak ada jaminan atau kompensasi dari perusahaan Sinovac jika terjadi cedera vaksin atau KIPI pada korban Vaksin.

Baca Juga: Hari Ini Mulai Cair Serentak se-Indonesia, Segera Cek dan Pastikan Namamu sebagai Penerima Bansos

Sumber yang membahas efek samping vaksin Sinovac Covid-19: Hasil keterangan FDA klik https://www.fda.gov/media/143557/download?fbclid=IwAR2U4e-sAyI1FmRSsxwFncalEoEoPVEoLI6y2zFLWL2Y7QtCzpToO41sMwM Hasbunallah wani'mal wakiil," tulis dalam pesan singkat di Whatsapp tersebut, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA News, 2 Januari 2021.

Namun berita ini dengan sigap dibantah oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) bahwa berita tentang vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan adalah hoaks.

Menurut Manager Lapangan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Universitas Padjadjaran Eddy Fadlyana menyampaikan bahwa pesan tersebut mengandung hasutan dan kebohongan.

Baca Juga: Gisel Tidak Hadir dalam Pemeriksaan Kasus Video Syur, Polda Metro Jaya Ungkap Alasannya

Lantaran kemasan yang ditampilkan dalm pesan yang beredar tersebut merupakan kemasan vaksin Sinovac untuk uji coba, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Kementerian Komunikasi dan Informatika RI, 3 Januari 2021.

Sehingga jika mengatakan bahwa vaksin Sinovac hanya untuk kelinci percobaan merupakan penuduhan yang tidak berdasar.

Selain itu Eddy mengatakan bahwa kabar vaksin Sinovac tidak halal  itu juga tidak benar, karena seharusnya yang menentukan halal atau tidaknya yaitu Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Baca Juga: Jalani 15 Tahun Penjara, Narapidana Kasus Terorisme Abu Bakar Baasyir Bebas Murni Jumat Mendatang

Menurut Eddy, vaksin Sinovac yang didatangkan dari Tiongkok ini tidak menggunakan enzim tripsin babi ataupun sel vero seperti vaksin DPT yang mengantongi sertifikat halal.

Sebelumnya kabar pesan hoaks ini beredar setelah Kemenkes mengirimkan Short Message Service (SMS) blast secara serentak kepada seluruh penerima vaksin Covid-19 yang telah terdaftar pada tahap pertama.

Pada vaksinasi tahap pertama terdapat kelompok prioritas penerima vaksin Covid-19, yaitu 1,319 juta tenaga kesehatan yang berjuang di garda terdepan.

Halaman:

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Antara News Kemkominfo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x