Hikmah Hari Ibu, Mufida: Sosok Ibu Merupakan Kunci Stabilitas Keluarga

- 22 Desember 2020, 13:18 WIB
Ilustrasi Ibu dan anak.
Ilustrasi Ibu dan anak. /Pixabay.com/LisaLiza

PR CIREBON –  Hari Ibu Nasional diperingati setiap tanggal 22 Desember setiap tahunnya.

Dalam peringatan hari Ibu, khususnya di masa pandemi ini, dapat menjadi pengingat adanya kebijakan yang melindungi kaum ibu dari bahaya Covid-19.

Hal senada disampaikan Ketua Bidang Perempuan dan Ketahanan Keluarga DPP PKS, Kurniasih Mufidayati.

Baca Juga: Kedubes Jerman Sambangi Markas FPI, Ferdinand Hutahaean: BIN Harus Pantau ini

Mufida memaparkan, kasus meninggal (kematian) akibat Covid-19 pada kelompok perempuan di Indonesia saat ini menunjukkan proporsi yang lebih tinggi yakni mencapai 57,7 persen dibanding laki-laki yang mencapai 43,3 persen.

Berdasarkan data tersebut, Mufida juga menyebutkan bahwa kelompok usia produktif 19-45 tahun menjadi yang paling banyak terkena serangan virus SARS-Cov-2 ini yaitu usia 19-30 tahun sebenyak 24,7% dan usia 31-45 tahun sebanyak 30,4%.

Hal itu disampaikannya dalam Webinar Hai Ibu yang digelar DPP PKS pada Selasa, 22 Desember 2020.

Baca Juga: Haikal Hassan Mangkir Dari Panggilan Polda Metro Jaya, Muannas Alaidid: HH Tidak Bisa Dibela

"Disadari atau tidak, kelompok perempuan dewasa (ibu-ibu) menjadi kelompok yang paling rentan terpapar covid-19 dan juga dengan risiko kematian yang tinggi. Banyak pintu bagi potensi tertularnya ibu dalam pandemi covid-19 ini," papar Mufida dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman resmi Partai Keadilan Sejahtera.

Kemudian, Mufida menuturkan, ibu bisa tertular dari suami maupun anak remajanya yang bekerja atau beraktivitas di luar meskipun ibu tetap di rumah saja.

Sudah cukup banyak kasus penularan dengan pola ini yang menyebabkan terjadinya klaster keluarga.

Baca Juga: Kamu Nonton Drama Start Up? Inilah 3 Perbedaan Han Ji Pyeong dengan Kim Seon Ho di Dunia Nyata

Selain itu, ibu yang bekerja juga berpotensi terpapar di tempat bekerja atau dalam perjalanan bekerja seperti yang juga banyak terjadi.

Ibu juga bisa terpapar covid-19 saat ke pasar atau berbelanja keluar memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Padahal dilema terbesar bagi ibu apalagi yang memiliki balita adalah ketika dirinya terpapar covid-19, sulit untuk melakukan isolasi terkendali di tempat isolasi khusus atau di rumah sakit karena harus memberikan perhatian juga kepada balitanya. Sehingga cenderung memlih isolasi mandiri di rumah," tutur Mufida.

Baca Juga: Gibran Bantah Tuduhan Masuk Skandal Bansos, Andi Arief: Bagi yang Disangkakan Terlibat Santai Saja

Oleh karena itu, Mufida menegaskan, Satgas Penanganan Covid-19 harus memberikan perhatian secara khusus pada penanganan Pandemi Covid-19 terutama pada kaum ibu dan anak.

"Bahaya yang mengancam ibu dan anak bukan hanya Covid-19. Angka kematian ibu dan anak di beberapa kabupaten/kota mengalami peningkatan saat pandemi ini.

"Refleksi Hari Ibu harus melahirkan tata laksana khusus penanganan kesehatan terutama Covid-19 pada ibu dan anak," ungkap Mufida.

Baca Juga: Usai Ditemukan Varian Baru Covid-19, Sejumlah Negara Tutup Perbatasan dengan Inggris

Anggota Komisi IX DPR RI itu menyebut, pada peringatan Hari Ibu 2020, DPP PKS meluncurkan Gerakan Nasional PKS Peduli Ibu Sehat.

Pasalnya, sehatnya ibu bisa memengaruhi kokohnya keluarga dan pada akhirnya membuat masyarakat kuat.

"Kalau sosok ibu di keluarga kesehatannya terganggu, stabilitas keluarga juga sedikit banyak akan terganggu. Apalagi misalnya seorang ibu terpapar Covid-19.

Baca Juga: Gibran Minta sang Adik Transfer Uang Rp35 Ribu, Kaesang: Isi Rekeningmu Berapa Toh?

"Ada banyak hal kompleks yang akan menjadi persoalan turunan baik bagi keluarga maupun lingkungan sekitar. Sebab itulah PKS hadir dengan gerakan PKS Peduli Ibu Sehat," ujar Mufida.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: PKS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x