Blak-blakan! Teroris Zulkarnen Ungkap Misi Rahasia Tim Khusus Pengeboman

- 21 Desember 2020, 08:11 WIB
Tersangka teroris Zulkarnaen yang merupakan Panglima Askari Jamaah Islamiyah.
Tersangka teroris Zulkarnaen yang merupakan Panglima Askari Jamaah Islamiyah. /PMJ News

PR CIREBON - 23 terduga teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) berhasil diamanakan pihak kepolisian di Lampung dan dibawa ke Jakarta pada Rabu 16 Desember 2020.

Dari penangkapan 23 Teroris tersebut, dua di antaranya telah masuk daftar pencarian orang (DPO), yakni Taufik Bulaga alias Upik Lawanga dan Zulkarnain alias Arif Sunarso.

Tim Densus 88 Antiteror berhasil menangkap salah satu tersangka teroris Zulkarnaen alias Aris Sumarsono alias Daud alias Zaenal Arifin alias Abdurahman.

Baca Juga: Jauh dari Keramaian, Bunker Milik Teroris Upik Lawanga Ditutup Terpal

Pria tersebut menjabat Panglima Askari Jemaah Islamiah ini merupakan buronan Bom Bali I.

Kemudian, setelah melakukan pendalaman dan pemeriksaan terhadap Teroris Zulkarnaen, terungkap awal terbentuknya tim Qhos atau tim kecil beranggotakan 19 orang.

Kelompok tersebut dibentuk untuk melakukan sebuah misi pengeboman di sejumlah mantiqi atau wilayah yang sudah dipetakan, mulai dari Indonesia hingga Australia.

Baca Juga: Jalani Isolasi Mandiri, Ridho Slank dan Sang Istri Positif Covid-19

"Setelah berjalan 4 tahun dari tahun 1988, Abdullah Sungkar mengusulkan bagaimana untuk percepatan itu (teror pengeboman) kita membuat tim Qosh," ungkap Zulkarnaen dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ News,

Kemudian, Zulkarnaen juga mengatakan bahwa dirinya kembali ke Indonesia hanya untuk menyusun sebuah pembentukan tim Qosh.

Setidaknya, sudah ada beberapa nama yang diusulkan untuk masuk tim, termasuk dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jakarta.

Baca Juga: 7 Rumah di Asrama Brimob Depok Hangus Terbakar, Enam Unit Damkar dan 40 Personil Dikerahkan

"Kemudian saya segera masuk ke Indonesia untuk merintis pembuatan itu (tim Qosh) ,maka saya masuk Indonesia kemudian menemui Abu fuktih dan ceritakan ada penugasan percepatan mentatrib anggota apabila sewaktu-waktu dadakan ada perlu jihad," tambahnya.

"Dari solo kami ambil ada Sawat atau Sarjio, Umar, Ilyas, Abdul matin, Nu-Aim, Banjar Kasih, Usman, Ali Imran, Mubarok, dan Amrozi. Tuh yang pertama kali kami kumpulkan untuk anggota tim Qosh itu setelah terbentuk," sambungnya.

Kemudian anggotanya dikumpulkan di Bali. Di daerah tersebut, dia memberikan penugasan kepada masing-masing anggota.

Baca Juga: Surati Kabareskrim, Komnas HAM akan Periksa Mobil 6 Laskar FPI yang Tewas

"Jadi setelah tim Qosh ini terbentuk saya kumpulkan di satu tempat Mat Ali, kami dibriefing dan kemudian diberi tugas masing-masing. 

"Jawa Timur itu adalah mencari Jihandap dan menyimpannya. Yang Jawa Tengah nanti melatihnya, dan itu yang di Jakarta ni belajar intelijen. Sementara seperti itu," terangnya.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah