Ali Imron, Terpidana Kasus Bom Bali 1 Ingatkan Bahaya Radikalisme

- 20 Desember 2020, 19:27 WIB
Ilustrasi teroris*
Ilustrasi teroris* /pixabay.com/TheDigitalWay

PR CIREBON - Terpidana kasus Bom Bali 1, Ali Imron mengaku mengetahui pembentukan tim Qosh. Menurutnya, tim yang dipimpin Zulkarnaen itu melibatkan alumni Afghanistan.

Selain bicara mengenai tim Qosh, Ali Imron juga mengingatkan bahaya radikalisme yang bisa menjadi bibit terorisme. Dia justru mewaspadai kelompok-kelompok setengah radikal.

"Tim Qosh ini di pimpin oleh ustad Zulkarnaen, terdiri dari mayoritas alumni Afghanistan. Kecuali Amrozi yang dilibatkan bukan alumni akademi militer, baik Afganistan ataupun Mindanao," ungkap Ali Imron dalam wawancara, Minggu 20 Desember 2020, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari PMJ News.

Baca Juga: Soal Terorisme Kembali Muncul, Fadli Zon Klaim: Jualan Isu Tapi Ingin Datangkan Investasi

"Kalau saya sendiri sebagai yang pernah melakukan aksi teror atau dari situ saya itu ngeri sebetulnya, karena saya tahu petanya bahwa pemahaman radikalisme di Indonesia ini banyak sekali itu belum lagi nanti ditambahin oleh orang atau kelompok yang setengah radikal," tambahnya.

Ali sendiri mengaku belum tahu pasti apa itu kelompok semi radikal. Namun, umumnya berbeda dari grup.

"Setengah radikal itu bahwa secara dohir mereka ridho terhadap NKRI yang berdasarkan Pancasila sama UUD'45, tetapi secara secara batin sebetulnya mereka nggak suka mau merongrong itu. Setengah radikal ini justru membingungkan masyarakat," katanya.

Baca Juga: DPR Terkesan 'Adem' Soal 6 Laskar FPI, Romo Syafi'i: Itu Minta Pimpinan DPR, Buatkan Panja

"Saya tidak tahu secara persis, tetapi bisa kita lihat secara umum itu mereka masih sangat mengharapkan yang hubungannya dengan kesenangan dunia (seperti) duit dan lain sebagainya. Kalau kami sama sekali tidak," lanjutnya.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: PMJ News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x