Soal Terorisme Kembali Muncul, Fadli Zon Klaim: Jualan Isu Tapi Ingin Datangkan Investasi

- 20 Desember 2020, 18:56 WIB
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. (Instagram.com/@fadlizon)
Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon. (Instagram.com/@fadlizon) /Instagram.com/@fadlizon

PR CIREBON - Isu terorisme kembali merebak akhir tahun ini, bahkan pihak Kepolisian menyampaikan bahwa kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI) telah menyalahgunakan uang yang berada di dalam kotak amal di minimarket sebagai salah satu sumber dana untuk kegiatan terorisme.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh kepolisian setelah melakukan pemeriksaan mendalam terhadap 24 anggota Jamaah Islamiyah yang ditangkap selama periode Oktober-November 2020.

Aparat keamanan menemukan adanya dugaan kurang lebih 20 ribu yayasan kotak amal untuk mendanai kegiatan terorisme. Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Twitter Fadli Zon pada Minggu, 20 Desember 2020.

Baca Juga: Covid-19 Jenis Baru Ditemukan Lebih Cepat Menular, Belanda Melarang Penerbangan ke Inggris

Menanggapi hal itu anggota DPR RI Fadli Zon berkicau di Twitternya, menyebut bahwa sebaiknya membaca buku "Terror Factory" saja, karena terorisme adalah bagian dari proyek.

"Teroris-terorisan ini makin lucu saja. Sebaiknya baca buku "Terror Factory" bagaimana terorisme adalah proyek," cuitnya.

Dia juga menambahkan kalau jualan terorisme adalah bagian dari Islamofobia.

"Bagaimana bangsa ini mau maju, jualan terorisme tapi ingin mendatangkan investasi. Jualan terorisme ini bagian dari Islamofobia," katanya.

Baca Juga: Sedih, 15 Anak Sedang Membaca Quran Tewas dalam Ledakan Bom Afghanistan Timur

Selain Fadli Zon, rektor Universitas Ibnu Chaldun Musni Umar juga menyampaikan pandangan terkait isu terorisme yang muncul setiap akhir tahun.

Musni Umar merasa sedih, prihatin, dan menangis. Karena sejatinya, dia menambahkan, setiap ada keadaan yang akhirnya sebagai diduga penjahat, perampok, atau terorisme maka sebaiknya tersangka tersebut dilumpuhkan, tidak dibunuh untuk kemudian bisa diproses secara hukum.

Musni Umar menuturkan kalau nanti di pengadilan akan diketahui hal apa sesungguhnya yang terjadi. Di menyayangkan bahwa mereka yang dituduh sebagai terorisme selalu tidak dipublikasikan oleh media, sehingga masyarakat tidak tahu apa yang sesungguhnya terjadi.

"Apakah mereka itu disusupi, apakah mereka itu diperalat, apa mereka itu dijadikan spionase atau apapun juga kita tidak tahu, tapi yang ingin kita sampaikan itu betapa kita sedihnya, kita perih, kita menangis ketika dikaitkan dengan umat Islam," ucap Musni Umar.

Baca Juga: Bangga, Dua Ilmuwan Indonesia Raih Prestasi Dunia, Presiden: Ini Jadi Inspirasi Generasi Muda

Karena sejatinya, dia melanjutkan, Islam itu adalah sangat mulia, penyerahan diri kepada Allah, yang juga memiliki makna kedamaian dan bermakna juga tentang bagaimana membawa suatu kebahagiaan, kesejahteraan masyarakat.

Menurutnya sebutan terorisme memiliki konotasi yang negatif. Selain itu juga patut dipertanyakan karena ada lembaga yang sudah lama didirikan oleh pemerintah, terutama di zaman orde reformasi, yang dibentuk untuk melawan tentang terorisme.

"Badan Nasional Pencegahan Terorisme, BNPT kalau tidak salah, tapi faktanya terus ada. Jadi pertanyaan kita lembaga ini apa kerjanya gitu. Apakah memang mereka dibiarkan terus berada supaya lembaga ini tetap ada kita tidak tahu," katanya.

Baca Juga: Diduga jadi Calo Rapid Test Covid-19, Tiga Orang Diamankan Polisi

Musni Umar mengatakan bahwa tentu tidak boleh menuduh, hanya dia ingin memandang kalau masalah tersebut sudah sangat serius dan menusuk hati umat Islam.

Karena sesungguhnya seperti dikatakan sebelumnya bahwa Islam itu membawa kedamaian.

"Kalau ada orang yang melakukan terorisme itu, apa yang mendorong mereka? Apa karena mereka merasa hidup di negeri ini tidak ada keadilan, oleh karena itu mereka harus berjuang untuk mewujudkan keadilan?" ujarnya.

Ditambahkannya juga bisa jadi karena masalah penegakkan hukum yang tidak mengajarkan keadilan, atau karena ekonomi yang sama sekali tidak menghadirkan keadilan, dan segala macam persoalan yang patut dipertanyakan.

Baca Juga: Dorong Transformasi Digital, Cloud dan AI Jadi Dua Kekuatan Dominan saat Pandemi

Musni Umar mempertanyakan apa sebenarnya yang ada di dalam benar orang yang melakukan terorisme.

"Atau memang mereka itu disetting sedemikian rupa sehingga lembaga yang didirikan tetap eksis. Sebab kalau sudah tidak ada terorisme, itu berarti lembaga itu tidak perlu ada lagi. Kita tidak tahu, sekali lagi kita tidak mau menduga masalah itu," ucapnya.

Sekali lagi Musni Umar menyatakan kesedihannya terkait masalah ini, karena kalau diperhatikan hampir setiap akhir tahun isu terorisme dikemukakan, dan boleh jadi ada juga yang menduga itu sebagai pengalih perhatian dari persoalan besar yang dihadapi bangsa Indonesia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Twitter @fadlizon


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x