Letusan Gunung Ili Lewotolok Terus Terjadi, Kepala Mitigasi: Setiap Gunung Punya Dapur Magma Sendiri

- 4 Desember 2020, 09:58 WIB
Letusan Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur.
Letusan Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur. //Antara News/Aken Udjan/KH

PR CIREBON – Selama beberapa hari terakhir, Indonesia mengalami letusan gunung berapi, mulai dari Ili Lewotolok hingga Gunung Semeru.

Terkait hal itu, Kepala Sub Divisi Mitigasi Gunung Api Wilayah Timur ESDM Devy Kamil Syahbana mengatakan bahwa meletusnya Gunung Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) sejak 27 November hingga Jumat, 4 Desember pagi tidak ada kaitan dengan meletusnya gunung api lainnya di Indonesia.

"Erupsi gunung api Ili Lewotolok yang terjadi akhir-akhir ini di Lembata tak ada kaitannya dengan peningkatan merapi di beberapa gunung lainnya di Indonesia. Setiap gunung mempunyai dapur magma masing-masing," jelas Devi, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara News.

Baca Juga: Pergerakan Masif Kelompok Intoleran Berjubah Agama, Cendikiawan: Masa Depan Bangsa Dipertaruhkan

Devy mengatakan bahwa pihaknya selama ini terus melakukan evaluasi terhadapnya meletusnya gunung berapi di Indonesia.

Sejak 27 November hingga 29 November, Gunung Ili Lewotolok sempat mengalami peningkatan aktivitas dan sampai saat ini juga aktivitas letusannya masih terus terjadi.

"Nah ini kami masih terus evaluasi, supaya kalau misalnya ada peningkatan lebih berbahaya kami akan tingkatkan statusnya. Untuk saat ini statusnya masih Siaga," ujarnya.

Namun, lanjutnya, pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG) tidak bisa memastikan kapan akan terjadi letusan lebih besar lagi. Sementara itu, wakil Bupati Lembata Thomas Ola Langoday ketika meninjau pos pengamatan Gunung Ili Lewotolok mengatakan bahwa PVBMG telah mengeluarkan sebaran kawasan rawan bencana (KRB) di Gunung Ili Lewotolok.

Baca Juga: Alasan Husin Shihab Laporkan Ustaz Maaher: Jangan Karena Punya Gelar Lalu Lontarkan Hinaan

Oleh karena itu sejumlah warga yang desanya masuk dalam kawasan KRB harus keluar dari desa tersebut karena berbahaya jika ada semburan lagi akan membahayakan nyawa.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x