Petugas Pilkada Banyak Positif Covid-19, Fadli Zon: Sejak Awal Kita Belum Serius Memutus Mata Rantai

- 3 Desember 2020, 17:06 WIB
Fadli Zon ketika menghadiri acara Mata Najwa, Rabu, 7 Desember 2020.
Fadli Zon ketika menghadiri acara Mata Najwa, Rabu, 7 Desember 2020. /Hasil tangkap layar kanal Youtube Najwa Shihab./Hasil tangkap layar kanal Youtube Najwa Shihab



PR CIREBON - Mendekati Pilkada Serentak 2020 yang akan digelar pada 9 Desember mendatang, diketahui ratusan petugas Pilkada dikonfirmasi positif setelah dilakukan tes Covid-19.

Menanggapi hal itu, Politisi Partai Gerindra, Fadli Zon dalam program Mata Najwa yang dipandu Najwa Shihab pada Rabu, 2 Desember 2020 mengatakan bahwa terkait Pilkada seharusnya pemerintah bijak sejak awal dengan menunda Pilkada.

“Dengan tetap mengedepankan pilkada sesuai dengan jadwal walaupun sempat ditunda, artinya kita tidak memutus mata rantai dari pandemi, artinya kita belum serius mau memutus mata rantai dan memprioritaskan,”tutur Fadli, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com  dalam YouTube Mata Najwa, Kamis 3 Desember 2020.

Baca Juga: Putri Jusuf Kalla Lapor Polisi, Refly Harun Sebut Pembuat Unggahan Harus Bisa Menjaga Etika

“Dan itu sudah terbukti, kalau petugasnya saja banyak yang kena, bagaimana nanti, apakah akan ganti petugas, belum lagi rakyat yang berkerumun, waktu pendaftaran saja kita sudah lihat pengerahan-pengerahan massa begitu banyak,”sambungnya.

Fadli mengatakan, seharusnya dari awal punya konsistensi memprioritaskan bahwa persoalan Covid-19 ini serius dan ingin memutus mata rantainya.

“Pilkada ini, menunjukan bahwa kita tidak memutus mata rantai itu, malah memberikan peluang akan adanya klaster-klaster baru. Ini juga menunjukan bahwa secara politik pengambilan keputusan ini tidak memberikan satu keberpihakan untuk menyelesaikan persoalan secara cepat dan tepat,” ucapnya.

Baca Juga: Waspada, PBB Nyatakan 2020 Sebagai Tahun Terpanas Kedua Dalam Sejarah

Sementara itu, Inisiator Kawal Covid-19, Ainun Najib, mengatakan bahwa penyelenggaraan Pilkada yang akan dilaksanakan minggu depan sangat mengkhawatirkan.  Ainun pun mengingatkan bahwa pilkada itu merupakan satu dari tiga ujian besar yang akan dihadapi bangsa Indonesia.

“Kedua, kita akan dihadapkan pada libur akhir tahun, masih banyak yang akan berwisata meksi cuti bersama libur sudah dihapus, belum lagi kumpul-kumpul perayaan tahun baru,”kata Najib.

Disambung awal Januari, lanjut Najib, anak sekolah akan memulai tahun ajaran baru dan dipersilakan untuk tatap muka.

Baca Juga: Karena Hak Cipta, Zlatan Ibrahimovic dan Ratusan Pesepakbola Siap Gugat EA Sports

“Ini mengkhawatirkan, kita belajar dari negara lain, Malaysia sudah pernah meredam kasus hingga hampir habis, tiba-tiba kemudian kasusnya melejit karena Pilkada di Sabah, dan itu membuat  kasus Covid-19 di seluruh Malaysia melonjak naik, tidakkah kita belajar dari situ?,” ujarnya.

“Sekolah dibuka, kita harus belajar dari UK, UK melakukan lockdown kecuali sekolah masuk. Berdasarkan data dari UK, kasus positif Covid-19 pada anak usia dibawah 17 tahun naik, karena di sekolah,” ucapnya.

Sedangkan, Ketua Satgas Covid-19 IDI, Zubairi Djoerban, mengatakan dari tiga peristiwa berturut-turut itu harusnya ada evaluasi setiap dua minggu.

Baca Juga: Alami Trauma Berat, Korban Selamat Insiden Teroris di Sigi Enggan Pulang ke Rumah

“Jaraknya tidak boleh terlalu dekat. Kalau sekolah mau dibuka mestinya dua minggu setelah liburan, jadi jangan awal Januari. Kemudian mengenai liburan kan sudah dipotong dua hari, jadi saya harapkan memang lebih baik,” katanya.

Zubairi mengatakan untuk Pilkada, harus ada evaluasi harian, misalnya jumlah per hari makin naik, persentase positif mingguan naik saat mendekati Pilkada, pemerintah harus berani untuk menunda Pilkada.

“Meski pun mendekati waktu Pilkada, sementara kasusnya semakin naik maka harus ditunda, demi keselamatan masyarakat,” pungkasnya.***

 

 

Editor: Egi Septiadi

Sumber: Youtube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x