Waspada, PBB Nyatakan 2020 Sebagai Tahun Terpanas Kedua Dalam Sejarah

- 3 Desember 2020, 15:33 WIB
Bendera Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Bendera Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). /ANTARA/Ardika/am./



PR CIREBON – Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) yang berada dalam naungan badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa tahun 2020 tercatat sebagai tahun terpanas kedua dalam sejarah setelah tahun 2016.

Berdasarkan lima kumpulan data, saat ini tahun 2020, merupakan tahun yang ditandai dengan gelombang panas, kekeringan, kebakaran hutan, dan amukan badai, sebagai yang terpanas kedua sejak pencatatan dimulai pada tahun 1850.

"2020 sangat mungkin menjadi salah satu dari tiga tahun terpanas yang tercatat secara global," kata badan PBB dalam laporan Situasi Iklim Global pada 2020, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara pada Rabu, 3 Desember 2020.

Baca Juga: Alami Trauma Berat, Korban Selamat Insiden Teroris di Sigi Enggan Pulang ke Rumah

Konsentrasi gas rumah kaca naik ke rekor baru pada 2019 dan telah meningkat sepanjang tahun ini, meski sebelumnya tingkat emisi diperkirakan akan turun karena kebijakan lockdown terkait COVID-19, kata WMO bulan lalu.

Laporan WMO terbaru mengatakan suhu rata-rata global sekitar 1,2 derajat di atas garis dasar 1850-1900 antara Januari dan Oktober tahun ini, menempatkannya di urutan kedua di belakang 2016 dan sedikit di atas 2019.

PBB mengatakan kemungkinan itu dipicu oleh panas yang ekstrim, kebakaran hutan yang berkobar di seluruh Australia, Siberia, dan Amerika Serikat tahun ini, yang telah mengirimkan asap ke seluruh dunia.

Baca Juga: Pertama kali Kota Bandung Zona Merah, Ridwan Kamil Minta Masyarakat Menahan Diri dan Hindari Kerumun

Tahun-tahun panas biasanya dikaitkan dengan El Nino, peristiwa alam yang melepaskan panas dari Samudera Pasifik. Namun, tahun ini bertepatan dengan La Nina, yang memiliki efek sebaliknya dan mendinginkan suhu.

Sebuah pakta iklim yang disepakati di Paris lima tahun lalu mendesak negara-negara melakukan upaya untuk membatasi peningkatan suhu hingga 1,5 derajat Celcius, di mana para ilmuwan memperingatkan akan risiko bencana perubahan iklim.

Meski tidak sama dengan melewati ambang batas pemanasan jangka panjang itu, WMO mengatakan terdapat kemungkinan sebesar satu banding lima untuk angka temperatur melebihi level tersebut secara sementara hingga 2024, dengan basis per tahun.

Baca Juga: Pasca Gubernur dan Wakilnya Positif Covid-19, Dinkes DKI Gencarkan Tes Usap Waga Kontak Erat

Sementara, WMO juga menyatakan terjadi lonjakan panas laut ke level yang menjadi catatan rekor, dengan lebih dari 80 persen lautan global mengalami gelombang panas laut.

"Sayangnya, 2020 merupakan tahun yang luar biasa bagi iklim kita," kata Sekretaris Jenderal WMO Petteri Taalas.

Petteri mendesak agar PBB lebih banyak upaya untuk mengekang emisi yang memicu perubahan iklim.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x