Alami Trauma Berat, Korban Selamat Insiden Teroris di Sigi Enggan Pulang ke Rumah

- 3 Desember 2020, 15:07 WIB
Ilustrasi teror Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng).
Ilustrasi teror Sigi, Sulawesi Tengah (Sulteng). //Pixabay


PR CIREBON – Pasca serangan yang terjadi di kabupaten Sigi beberapa waktu lalu, para korban serangan orang tak dikenal (OTK) yang diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) tidak mau kembali lagi ke lokasi permukiman transmigrasi di Dusun Lewano, Desa Lembantongoa, Kabupaten Sigi karena merasa terancam.

“Saya tidak mau kembali ke situ meski pemerintah membangun rumah saya yang ludes diduga dibakar oleh kelompok MIT,'' kata Astri Kandi di Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Sigi, Sulawesi Tengah, Kamis, 3 Desember 2020, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari ANTARA.

Ia meminta pemerintah untuk membangunkan rumah tetapi tidak lagi di lokasi transmigrasi tersebut.

Baca Juga: Akui Kerumunan FPI di Megamendung Tak Terkendali, Ade Yasin Akan Kooperatif Dengan Polda Jabar

Tak hanya dia, warga lainnya enggan kembali sebab selain rumah mereka sudah rata tanah karena dibakar, juga mengalami trauma berat atas peristiwa berdarah yang menelan korban jiwa empat orang, semunya laki-laki.

Selain kehilangan tempat tinggal, Astri juga kehilangan orang tua dan suami.

“Mereka menjadi korban dalam serangan teroris yang kini tengah diburu oleh pasukan gabungan TNI/Polri,” katanya.

Baca Juga: Presiden Jokowi Resmi Tunjuk Syahrul Yasin Sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim

Pada lokasi transmigrasi Dusun Lewono berada jauh dari lokasi transmigrasi (SP-1) Dusun Tokelemo, Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi.
Di lokasi itu, kata dia, posisinya berada di puncak gunung dan merupakan transmigrasi lokal.

“Kalau transmigrasi Dusun Tokelemo adalah transmigrasi umum dari Jawa,” ujarnya.

Pada lokasi trasmigrasi di Dusun Lewono, kata Astri Kandi, selain berada di atas gunung, juga terbilang masih kurang penduduknya.

Baca Juga: Instagram Blokir Postingan Permohonan Maaf HRS, dr. Tirta: Wow Galak Ya Instagram

Saat ini, dia bersama tiga anaknya yang masih kecil terpaksa menumpang di rumah keluarga di Desa Lembantongoa.

Pimpinan Kepala Desa Lembantongoa Deki Basalulu membenarkan kebanyakan warga transmigrasi di Dusun Lewono, wilayah yang diserang oleh kelompok MIT dan menewaskan empat warga trasmigrasi lokal tersebut enggan kembali karena khawatir akan keselamatan jiwa mereka.

“Mereka tidak mau kembali lagi ke lokasi itu,'' kata Kades Lembantongoa.

Dalam beberapa hari terakhir ini, kata Deki Basalulu, aparat gabungan TNI/Polri sedang memburu para teroris.

Baca Juga: Antisipasi Peringatan Hari Lahir GAM, Polda Aceh Tingkatkan Patroli

Untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat Desa Lembantongoa, kata Deki, telah dibangun empat titik pos penjagaan di wilayah tersebut.

Pemerintah desa dan masyarakat Desa Lembantongoa sangat berharap TNI/Polri dalam jangka waktu tidak terlalu lama bisa menangkap semua teroris MIT Poso.
Untuk itu, dia mengimbau semua warga untuk terus berdoa agar aparat secepatnya dapat menumpas habis para teroris.***

Editor: Egi Septiadi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Pemilu di Daerah

x