123 Dokter Gugur Lawan Covid-19, Muhadjir Effendy Resah sampai Cari Cara Tarik Rem

28 September 2020, 08:28 WIB
POTRET tenaga medis yang menangani pasien dengan kelengkapan APD /Antara/

PR CIREBON - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengaku resah dengan total dokter gugur melawan Covid-19 yang terus bertambah, bahkan kini sudah mencapai 123 orang.

Hingga kini, ia masih terus berpikir mencari cara menekan tingkat kematian dokter dalam menangani pasien Covid-19 di Indonesia.

"Sampai sekarang saya terus mencari cara bagaimana supaya fatalitas dari tenaga dokter ini betul-betul bisa direm semaksimal mungkin," ungkap Muhadjir saat memberikan sambutan dalam simposium virtual bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Jawa Barat pada Minggu, 27 September 2020.

Baca Juga: Viral saat Pandemi, Tanaman Hias 'Janda Bolong' Jadi Paling Diminati dengn Harga Selangit

Lebih lanjut, angka kematian seorang dokter yang terus meningkat ini, dinilai akan merugikan masyarakat dan pemerintah, sehingga Muhadjir hanya meminta agar IDI memberikan perlindungan bagi keselamatan para anggotanya.

"Itu adalah bagian dari tanggung jawab korps, jangan berharap ada pihak lain yang lebih berharap," tegas Muhadjir, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari RRI.

Sedangkan di sisi lain, Muhadjir juga meminta para dokter supaya menjaga diri terlebih dahulu, sebelum menangani pasien Covid-19, karena ongkos manfaat negara akan kehilangan dokter juga menjadi lebih besar.

"Pesan saya, jangan atas nama tanggung jawab sosial, kemudian para dokter mengorbankan segala-galanya," pungkas Muhadjir.

Baca Juga: Anak Buah Menkes Terawan Sebut Semua Orang Bisa Terpapar Covid-19, Faktor Komorbid Harus Ditekan ?

Sebagai informasi, hingga Kamis, 24 September 2020, IDI mencatat sudah ada 123 dokter meninggal dunia selama pandemi Covid-19.

Tepatnya, mereka meninggal berstatus positif, tetapi ada juga yang masih suspek Covid-19. Dari jumlah terebut, sebanyak 65 orang, termasuk empat guru besar merupakan dokter umum.

Sedangkan, sebanyak 56 orang termasuk empat guru besar meninggal merupakan dokter spesialis, dan dua orang lainnya adalah dokter residen.***

 
Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler