Masyarakat Menilai Buruk Penegakkan Hukum, Rocky: Mahfud Kalau Kepanasan Reaksinya Lebih dari Cacing

20 September 2020, 13:00 WIB
Menko Polhukam, Mahfud MD membantah adanya komentar yang menyebutkan Pemerintahan Presiden Joko Widodo saat ini selalu menyudutkan umat Islam. /Instagram/@mohmahfudmd//

PR CIREBON - Pernyataan yang dilontarkan oleh Mahfud MD yang menilai buruknya kesan masyarakat terhadap penegakkan hukum di Indonesia beberapa waktu lalu, berbuntut panjang.

Mahfud MD mengatakan bahwa, bahkan ia selaku menteri dan presiden sekalipun tidak mampu berbuat apa-apa terkait kesan buruk tersebut sebagai akibat dari problem moral personal.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Warta Ekonomi, Buntut dari pernyataan itu, Menteri Koordinator Bidang Polhukam, Mahfud MD, itu bahkan sempat terlibat aksi ketegangan di sosial media Twitter dengan M Sohibul Iman, Presiden PKS.

Baca Juga: Tanpa Wakili PKS, Nasir Djamil Minta Jokowi dan DPR Bersepakat Tunda Pilkada demi Selamatkan Rakyat

Tanggapan yang dilontarkan Iman atas kalimat "tidak bisa berbuat apa-apa" itu pun, sontak langsung dibalas oleh Mahfud dengan nada menyerang.

Mahfud mengatakan bahkan sekelas partai dakwah dengan presiden sehebat Iman pun tak akan bisa berbuat apa-apa.

"Nyatanya partai dakwah ikut mengkontribusi kondisi ini, buktinya ikut mengirim wakilnya di penjara. Itu karena tak bisa ngapa-ngapain kan?" cuit Mahfud.

Rocky Gerung, selaku pengamat sosial politik, menilai bahwa pernyataan Mahfud itu serupa dengan novel yang ditulis oleh Fyodor Mikhailovich Dostoyevsky dalam Crime and Punishment.

Baca Juga: Nadiem Bikin Geram dengan Draf Kurikulum Baru, MPR: Menteri Buta Sejarah Hilangkan Jati Diri Bangsa

Dalam novel tersebut, Dostoyevsky mengungkapkan terkait permasalahan moral seseorang yang berbuat kejahatan.

Sang pelaku menganggap bahwa kejahatan yang diperbuatnya adalah bagian langsung untuk menghasilkan dunia baru yang lebih baik. Dengan kata lain, ada justifikasi terhadap kejahatan yang dilakukan.

"Menganggap kejahatan adalah bagian untuk menghasilkan sesuatu yang hebat," ujar Rocky melalui video berjudul Mahfud MD Bersiap di Pintu Darurat yang diunggah dalam kanal Youtube miliknya pada Sabtu 19 September 2020.

Rocky menuturkan,  bahwa Mahfud sebenarnya selalu ingin menunjukkan kondisi di dalam istana negara. Di dalam pandangannya, Mahfud memang sedang tidak tenang dan selalu gelisah di dalam istana.

Baca Juga: Pilkada 2020 Ditinggalkan Arif Budiman Positif Covid-19, Komisioner KPU Desak Pemerintah Pusat Tegas

"Kalau kita lihat urutan komunikasi politik Mahfud seminggu ini, itu memang kayak cacing kepanasan di dalam. Mahfud kalau kepanasan kan reaksinya lebih dari cacing. Itu yang otentik dari Pak Mahfud yang saya kenal," tutur Rocky.

Rocky kemudian melanjutkan, pernyataan Mahfud tersebut memberi sinyal atas keraguan Mahfud sendiri terhadap pemahaman masyarakat atas keterangan kepolisian atau kejaksaan.

"Sinyal Mahfud adalah dia sebenarnya tidak tahu keterangan resmi kepolisian, kejaksaan, itu bisa dipahami publik atau enggak," ujar Rocky.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler