Kabar Baik Bagi Konservasi Satwa Langka, Badak Jawa Ujung Kulon Berhasi Lahirkan Dua Anak

20 September 2020, 10:00 WIB
Badak Jawa /Balai TN Ujungkulon

 

PR CIREBON - Kelahiran dua anak badak Jawa menjadi kabar menggembirakan di tengah jumlah populasi badak Jawa yang semakin berkurang. Hewan yang masuk dalam daftar satwa yang hampir punah dan dilindungi tersebut lahir di Taman Nasional Ujung Kulon.

Kabar kelahiran tersebut disampaikan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional 2020.

Meskipun jumlah secara keseluruhan dari hewan tersebut terbilang sedikit, namun dengan adanya kelahiran sepasang badak Jawa tersebut memberi harapan besar terhadap perkembangbiakan dan kelangsungan hidup dari satwa langka tersebut.

Baca Juga: Tak Mau Sendiri Kehilangan, IDI Bongkar Polri Punya Lebih Banyak Polisi Meninggal akibat Covid-19

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Antara, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Wiranto mengatakan bahwa kondisi habitat Badak Jawa di Taman Nasional Ujung Kulon terbukti masih baik.

Hal itu ditandai dengan adanya kelahiran dari spesies yang bernama ilmiah Rhinoceros sondaicus tersebut, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Wiranto mengungkapkan bahwa kelahiran sepasang badak Jawa tersebut menambah jumlah populasinya yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon.

“Tahun lalu, di TN Ujung Kulon juga terdapat empat kelahiran individu badak Jawa. Hal ini juga mempertegas bahwa populasi badak Jawa terus mengalami perkembangbiakkan alami dengan baik,”tutur Wiranto.

Baca Juga: Diam-diam Anies Baswedan Kunjungi Makam Pasien Covid-19 Pondok Ranggon di Malam Hari, Ada Apa ?

Sehingga, tambah ia, dapat terus memberi harapan besar bagi kelangsungan hidup satwa langka tersebut.

Hingga bulan Agustus ini, berdasarkan data terakhir KLHK, jumlah kumulatif badak jawa mencapai 74 individu, masing-masing 40 jantan dan 34 betina. Dengan komposisi 15 individu usia anak, dan 59 merupakan usia remaja-dewasa.

Wiranto juga memastikan terkait ketersediaan pakan untuk spesies tersebut masih relatif sangat baik. Sehingga, hal ini menjadi daya dukung kehidupan dan perilaku badak Jawa pada saat ini dan masa yang akan datang.

Baca Juga: PDIP Dukung Erick Thohir Panggil Ahok Soal Usulan Pembubaran BUMN, Aria Bima: Bertugas Sesuai UU

Ia menuturkan bahwa meskipun dalam situasi pandemi Covid-19, monitoring lapangan masih terus dilakukan. Kegiatan monitoring dan pengamanan penuh tersebut akan dilakukan hingga akhir Desember 2020.

“Pengambilan data dan observasi habitat terus dilakukan. Pandemi ini tidak menghentikan kegiatan lapangan KLHK khususnya petugas konservasi di TN Ujung Kulon dan taman nasional lainnya di Indonesia,”ujarnya.

Siti Nurbaya selaku Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), memerintahkan kegiatan patroli dan perlindungan kawasan konservasi termasuk terhadap satwa liar harus tetap dilaksanakan di masa pandemi Covid-19.

Baca Juga: Berbahaya Gelar Pilkada saat Pandemi Meningkat, Pengamat: Bisa Timbulkan Tsunami Covid-19

Sementara itu, menurut Wiranto, Siti Nurbaya memberi nama sepasang anak badak jawa tersebut dengan nama ‘Luther’ untuk badak jantan, dan ‘Helen’ untuk yang betina.

Pada pertemuan yang dilangsungkan bersama menteri-menteri lingkungan hidup negara anggota G20 secara virtual pada Rabu, 16 September 2020 itu, menegaskan bahwa pemerintah sedikitnya mengalokasikan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tidak kurang dari Rp.4 triliun.

Wiranto mengatakan bahwa dukungan APBN untuk konservasi dan taman nasional setidaknya menjadi penting dan memastikan tidak terjadinya kepunahan satwa-satwa kunci seperti badak.

Badak merupakan salah satu spesies satwa langka kunci bersama dengan hewan lainnya. Seperti gajah, harimau, komodo, dan flagship species lainnya sebagai spesies penting di dunia.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News

Tags

Terkini

Terpopuler