PR CIREBON - Sebanyak 350 gajah mati secara misterius di Botswana, Afrika Selatan yang dianggap sebagai kematian massal hewan yang terparah, sekaligus masuk dalam bencana konservasi.
Kematian 350 gajah itu tak diketahui sebab pastinya, tetapi foto udara menunjukkan bangkai hewan raksasa yang tersebar di Delta Okavango dan bagian utara Bostwana.
Melansir dari DailyMail, kematian yang tidak biasa ini berawal dari laporan pada Mei lalu saat 169 gajah mati dalam waktu singkat di Delta Okavango yang terkenal sebagai habitat satwa liar dengan lokasi rawa yang rimbun.
Baca Juga: Dibawah Tekanan Ekstrem dan Dilecehkan, Atlet Triathlon Nasional Korea Meninggal Bunuh Diri
Media setempat pun melaporkan bahwa jumlah tersebut meningkat hampir dua kali lipat pada pertengahan Juni dengan 70 persen kematian terjadi di sekitar air.
Hal ini pun jelas memicu kemarahan komunitas pencinta hewan, aktivis konservasi alam dan fauna sejak Mei lalu.
Menanggapi kasus kematian luar biasa ini, Pemerintah Botswana justru belum menguji bangkai gajah untuk mencari jejak racun atau patogen.
Baca Juga: Resmi, Menpora Ditunjuk Menjadi Ketua Penyelenggara Piala Dunia U-20 Tahun 2021
Mereka hanya menduga-duga, seperti tidak mungkin kematian gajah itu akibat Anthrax. Meskipun, fakta menunjukkan racun sianida sebelumnya digunakan para pemburu liar di Zimbabwe.
Melansir dari The Guardian, seorang direktur konservasi di National Park Rescue, Niall McCann menyebut bahwa kematian massal yang menimpa ratusan gajah itu belum pernah terjadi dalam waktu yang lama, sehingga bisa dibilang ini menjadi kematian terparah.