Paslon Bajo Dituding Jadi Boneka PDIP di Pilkada Solo, Hasto : Kami Tak Main Kotor, Kontestasi Sehat

27 Agustus 2020, 17:45 WIB
Balon Wali Kota Solo lewat jalur perorangan yang berprofesi sebagai tukang jahit, Bagyo Wahyono, yang berpasangan dengan Supardjo, ketika menyerahkan berkas syarat dukungan ke KPU Kota Solo. /

PR CIREBON - Beredar spekulasi yang mendadak meragukan keaslian pasangan independen yang maju Pilkada Solo 2020, Bagyo Wahyo dan FX Supardjo, seiring dengan keterkaitannya sebagai paslon boneka yang sengaja dihadirkan demi jadi penantang palsu untuk Gibran Rakabuming Raka.

Namun rupanya, PDIP menepis tuduhan calon boneka dalam Pilkada Solo itu, apalagi bila disebut sengaja dimunculkan agar Gibran Rakabuming dan Teguh Prakosa tidak melawan kotak kosong.

Hal ini digamblangkan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto bahwa memang banyak spekulasi yang berkembang meragukan bahwa pasangan independen di Solo, Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo), dibantu untuk lolos.

Baca Juga: Ahok Cs Bakal Disidang Komisi VII DPR RI usai Ngaku Rugi Besar hingga Rp 11,33 Triliun

"Spekulasinya adalah untuk menghindarkan Mas Gibran melawan kotak kosong. Jadi isu yang berkembang hanyalah pasangan boneka," ungkap Hasto Kristiyanto dalam konferensi pers via virtual, pada Rabu, 26 Agustus 2020.

Artinya, embusan itu jelas menyatakan pasangan Bajo ramai disebut sebagai pasangan boneka, meski PDIP resmi membantah tuduhan itu.

"PDIP tidak pernah merencanakan adanya calon-calon boneka," tegas Hasto, seperti dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Warta Ekonomi pada 27 Agustus 2020.

Alih-alih mengiyakan, Hasto justru menceritakan pengalaman PDIP yang pernah dengan tidak sengaja mencalonkan pasangan calon boneka di Pilkada Pacitan, Jawa Timur.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Tabung Gas Elpiji Punya Masa Kadaluwarsa yang Harus Diwaspadai ?

"Dulu di Pacitan, di dalam kontestasi Pilkada di Pacitan, kami pernah mencalonkan seseorang sebagai calon Bupati. Tiba-tiba, dua minggu sebelum Pemilu, yang bersangkutan menghilang dan tidak aktif lagi di dalam proses Pilkada tersebut. Nah, beberapa tahun kemudian, kami baru tahu bahwa yang bersangkutan menjadi caleg yang menjadi kompetitor kami itu. Nah, ini kan akan semacam jurus, calon-calon boneka kalau seperti itu," jelas Hasto mengingat momen pahit PDIP saat itu.

Atas pengalaman pahit itu, Hasto menegaskan PDIP tidak pernah main kotor dalam kontestasi politik, seperti menempuh cara-cara tidak terhormat untuk memenangkan jagoannya. Apalagi soal menang dan kalah di kontestasi pemilu merupakan hal biasa.

"Tapi PDIP tidak pernah memikirkan, punya niatan untuk mengaburkan suatu kontestasi yang sehat dalam demokrasi dengan menciptakan calon-calon fiktif atau calon boneka. Itu nggak ada di dalam kamus PDIP," papar Hasto.

Baca Juga: Megawati Sindir Hasrat KAMI Ciptakan Balon Pilpres 2024, Sebut Jalur Independen Pun Percuma

Selama ini, PDIP sebagai partai pelopor yang selalu siap bersaing secara sehat.

"Kalau menang lima tahun, kalah lima tahun, itu biasa. Sehingga kami tidak mengenal cara-cara kotor di dalam demokrasi. Politik itu membangun peradaban," tegas Hasto.

Dengan demikian, PDIP sudah berjuang dengan penuh keyakinan untuk mempersiapkan calon kepala daerah mumpuni, bahkan Gibran sekalipun yang merupakan putra Presiden Joko Widodo (Jokowi), juga bekerja keras untuk memenangi pertarungan politik di Solo.

"Buktinya Mas Gibran sangat serius mengikuti seluruh sekolah para cakada dengan disiplin. Bahkan hari ini langsung tancap gas. Itu artinya bahwa kita serius di dalam menanggapi calon-calon baik itu independen maupun dari parpol lain," tandas Hasto.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Warta Ekonomi

Tags

Terkini

Terpopuler